Duka mendalam masih terlihat jelas di keluarga Bripka Rahmat Effendy. Sosoknya yang dikenal baik oleh masyarakat dan keluarga membuat ayahanda Bripka Rahmat begitu terpukul.
Selama ini, Bripka Rahmat Effendy dinilai baik oleh keluarganya. Sayang, hidupnya harus berakhir di tangan rekannya sendiri yakni Brigadir Rangga Tianto yang menembaknya sebanyak tujuh kali, pada Kamis (26/7) malam.
Ayahanda Bripka Rahmat Effendy, Arsyad Muhammad Zaelani merasa terpukul mendengar kabar buruk yang menimpa anaknya. Baginya, sosok Bripka Rahmat Effendy sangat baik dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
"Jujur saya merasa sedih dan terpukul, karena sehat, tiba-tiba sudah tidak ada. Almarhum (Bripka Rahmat Effendy) sangat baik sekali, sama kakak, keluarga baik. Suka membantu secara ekonomi," tutur Arsyad sambil tersedu-sedu, saat ditemui di kediaman Bripka Rahmat, Depok, Jumat (26/7).
Pria kelahiran 1945 itu pun mengaku, tidak ikhlas dengan kepergian anaknya. Dia pun merasa geram atas perbuatan Brigadir Rangga yang telah mengakhiri hidup anaknya. Namun demikian, dirinya tidak bisa melawan takdir.
Arsyad pun akhirnya merelakan kepergian Bripka Rahmat dan berharap agar Brigadir Rangga dapat memetik pelajaran atas perbuatan yang telah dilakukan terhadap anaknya.
"Semoga pelaku (Bripka Effendy) insaf ya. Jangan terlalu berani terhadap masyarakat yang lebih rendah dari dia," kata Arsyad.
Mendiang Bripka Rahmat meninggalkan satu istri dan dua anaknya yang masih berumur belia. Arsyad pun menaruh harapan pada pemerintah dan Korps Bhayangkara, agar dapat membantu pendidikan dua cucunya.
"Harapan saya semoga dari pihak pemerintah bisa memperhatikan anaknya untuk terus melanjutkan pendidikannya. Saya ucapkan terima kasih atas kebaikan bapak- bapak polisi, yang membalas hanya Allah SWT," ujar Arsyad.
Pantauan Alinea.id, kediaman mendiang Bripka Rahmat yang berlokasi di Jalan Tunas Karsa RT 003 RW 008, Sukamaju Baru, Tapos Depok, sudah dipenuhi para kerabat dan jajaran kepolisian. Sejumlah Karangan bunga dari Kapolri, Kapolda Metro dan unit Korps Bhayangkara pun berjejer di depan rumah duka.
Rencananya, mendiang Bripka Rahmat akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Citra Prima Sari, Desa Singasari, Kecamatan Jonggol, Bogor, Jawa Barat, usai salat Jumat.
Untuk diketahui, Bripka Rahmat Effendy dinyatakan tewas setelah ditembak oleh rekannya sendiri, yakni Brigadir Rangga Tianto. Kejadian penembakan tersebut terjadi pada Kamis (26/7) sekitar pukul 20.50 WIB di Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Penembakan itu terjadi saat Bripka Rahmat tengah mengamankan dan memproses pelaku tawuran berinisial FZ. Kemudian, orang tua pelaku bernama Zulkarnaen mendatangi Polsek Cimanggis bersama Brigadir Rangga.
Brigadir Rangga Tianto meminta rekannya Bripka Rahmat Effendy untuk membebaskan pelaku FZ yang terjerat tawuran. Namun, jawaban Bripka Rahmat Effendy dianggap tak mengenakkan. Bripka Rahmat menolak membebaskan pelaku sembari berbicara dengan nada tinggi.
Karena tersinggung, Brigadir Rangga lantas ke ruangan sebelah Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis. Ia mengambil senjata jenis HS9. Tanpa pikir panjang, Brigadir Rangga langsung menembak Bripka Rahmat sebanyak tujuh kali. Tembakan tersebut mengarah ke dada, perut, leher, dan paha. Akibat penembakan itu, Bripka Rahmat langsung tewas di tempat.