close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Keluarga korban tragedi aksi terorisme tiga bom gereja di Surabaya mendapatkan santunan Rp1,1 miliar. Alinea.id/Adi Suprayitno
icon caption
Keluarga korban tragedi aksi terorisme tiga bom gereja di Surabaya mendapatkan santunan Rp1,1 miliar. Alinea.id/Adi Suprayitno
Nasional
Kamis, 16 Mei 2019 00:50

Keluarga korban bom gereja Surabaya dapat santunan Rp1,1 miliar

Keluarga korban tragedi aksi terorisme tiga bom gereja di Surabaya mendapatkan santunan Rp1,1 miliar.
swipe

Keluarga korban tragedi aksi terorisme tiga bom gereja di Surabaya mendapatkan total santunan Rp1,1 miliar. Besaran santunan berbeda-beda, tergantung kerugian yang diderita.

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan santunan kepada korban atau keluarga korban tragedi bom di tiga gereja di Surabaya pada 13 Mei 2018. Ketiga gereja tersebut adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Santunan juga diberikan kepada keluarga korban bom di Mapolrestabes Surabaya.

Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo mengatakan, besaran santunan kepada keluarga korban tidak sama karena bergantung kerugian yang dialaminya. Hasto hanya menjelaskan besaran santunan mulai Rp20 juta sampai Rp600 juta. 

Total santunan yang berikan mencapai Rp1,1 miliar yang diberikan kepada keluarga korban sebanyak 16 orang. “Jumlah korban mungkin masih banyak, karena ada lanjutan. Keluarga korban ini hanya korban bom di gereja Surabaya dan Mapolrestabes Surabaya,” ujar Hasto di Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/5).

Hingga saat ini LPSK tetap memberi layanan pendampingan kepada korban atau keluarganya. Begitu juga halnya ketika dimintai pendampingan untuk kesaksian semua tahapan proses hukum tragedi bom setahun lalu. 

“Kita juga memberi layanan rehabilitasi medis bagi yang cedera dan rehabilitasi psikologi bagi yang telah melewati penyembuhan. Dan yang terakhir adalah pembayaran kompensasi dari negara,” tuturnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk melindungi warganya. Meski demikian, masyarakat harus dapat saling mengingatkan bahwa setiap warga negara harus dapat saling menghormati.

“Hal yang bisa mencederai, apalagi menghilangkan nyawa harus dihindari. Keluarga korban diajak kumpul LPSK, BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris), perwakilan Kemenko PMK,” kata Khofifah.

Khofifah mengaku pemberian santunan ini menunjukkan pemerintah pusat ingin bersapa dengan keluarga korban. Gubernur berharap secara psikologis para korban atau keluarganya mendapatkan kekuatan.

Jika memang dibutuhkan terapi sosial, Pemprov Jatim siap melakukan koordinasi teknis karena kebutuhan sosial terapi harus beriringan untuk menumbuhkan kembali semangatnya. 

“Apalagi mereka ada yang SMP, semangat belajar tidak boleh turun. Kita semua punya tanggung jawab memberi perlindungan semua,” pungkasnya.

img
Adi Suprayitno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan