Kematian Sibelu Gwijangge saat pertemuan untuk menyelesaikan masalah tentang perempuan memicu bentrokan antara warga Kabupaten Lani Jaya dengan Kabupaten Nduga di Kampung Wesakma, Distrik Wouma, Lani Jaya, Papua, pada Sabtu (8/1). Pertikaian menggunakan alat tradisional dan menyebabkan beberapa orang terluka.
Sibelu meninggal karena diduga dibunuh warga Lani Jaya. Dia mengalami luka tusuk di bagian punggung sebelah kanan.
Lantaran tidak terima, keluarga korban dan masyarakat Nduga lantaran berencana melakukan aksi balasan terhadap pihak pelaku dari Lani Jaya di Kampung Wesakma.
"Pukul 15.40 WIT, pihak masyarakat Nduga dengan jumlah kekuatan sekira 150 orang turun dari Ilekma menuju Wouma dengan membawa alat-alat perang tradisional berupa panah, kapak, parang, dan tombak," ucap Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal, dalam keterangan tertulis, Minggu (9/1).
"Setelah sampai di Wouma," sambungnya, "masyarakat Lani Jaya merespons adanya serangan tersebut dengan jumlah kekuatan sekitar berjumlah 300 orang hingga akhirnya terjadi saling serang."
Selain itu, berdasarkan data Polda Papua, masyarakat Nduga melakukan pembakaran terhadap dua rumah warga Wouma. Bentrokan mengakibatkan dua orang terluka akibat terkena panah, yakni Witenus Tabuni dan Rondi Kogoya.
Kepolisian lantas mendatangi lokasi setelah menerima laporan. Selain itu, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mencari saksi-saksi, mengumpulkan barang bukti, mengarahkan pihak keluarga membuat laporan kepolisian, melakukan visum mayat, dan melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat kedua kampung.
Adapun berbagai barang bukti yang diamankan adalah satu kaus motif loreng dan dua pasang bot yang dikenakan korban serta lima anak panah.
"Korban yang meninggal dunia dan luka-luka sudah dievakuasi ke RSUD Wamena untuk dilakukan pemeriksaan medis," jelasnya.
Kepolisian pun melakukan penjagaan dan patroli di kedua kelompok hingga sekarang untuk mengantisipasi adanya aksi lanjutan.
"Saat ini, pihak Polres Jayawijaya langsung melakukan pendekatan terhadap masing-masing tokoh masyarakat dari kedua kampung sehingga kejadian tersebut tidak terjadi lagi," tandas Musthofa.