close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Erupsi Gunung Agung/AntaraFoto.
icon caption
Erupsi Gunung Agung/AntaraFoto.
Nasional
Senin, 19 Februari 2018 18:43

Kembali erupsi, kenali tipe letusan Gunung Sinabung

Gede Suantika memaparkan letusan gunung dipicu oleh supplay magma pada kubah lava yang terus tumbuh sejak 2014 silam.
swipe

Senin (19/2) pagi sekira pukul 08.53 WIB, Gunung Sinabung kembali meletus. Bahkan, dalam erupsi kali ini, tinggi kolom abu vulkanik mencapai 5 km dengan tekanan kuat dan warna kelabu kegelapan. Letusan itu diikuti gempa letusan dengan durasi 607 detik. Adapun luncuran awan panas sejauh 4,9 km mengarah ke arah Selatan - Tenggara dan 3,5 km ke arah Tenggara Timur dengan angin bertiup ke arah Barat - Selatan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat letusan yang disertai dengan suara gemuruh itu adalah yang terbesar selama 2018. Abu vulkanik menyelimuti beberapa daerah di sekitar Gunung Sinabung, diantaranya Kecamatan Simpang Empat, Naman Teran, Payung, Tiga Nderket dan Munthe. Kondisi di lima kecamatan itu jadi gelap dengan jarak pandang sekitar 5 meter.

“Selain itu, batuan kecil juga menghujani 5 kecamatan itu. Hujan kerikil kecil juga masih terjadi seperti di Desa Kuta Mbaru dan Kuta Rakyat hingga pukul 10.00 WIB,” terang Kapusdatin BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada Alinea.

Tidak ada korban jiwa dari letusan Gunung Sinabung pagi tadi. Meski demikian, dengan peningkatan status Gunung Sinabung, sejumlah pesawat dilarang melintas di sekitar gunung yang berada di Sumatera Utara tersebut.

Sementara Kepala Bidang Kegunungapian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika memaparkan letusan gunung dipicu oleh supplay magma pada kubah lava yang terus tumbuh sejak 2014 silam.

“Diakan sudah punya kawah untuk nampung. Kalau penuh jatuh ke bawah. Tipe letusan yang sekarang ini disertai efusif, tetapi kadang vulkanian,” papar Gede kepada Alinea.

Meski demikian, PVMBG menyebut siklus aktivitas Gunung Sinabung terjadi pada 1.000 tahun. Gede menyebut, erupsi dahsyat Gunung Sinabung terakhir terjadi pada tahun 800-900-an. Saat ini, PVMBG memastikan Gunung Sinabung masih berstatus awas.

“Jadi ini erupsi sinabung sudah berlangsung dari 2014 sampai sekarang, aktivitasnya masih awas belum berubah,” sambungnya.

Karena itu, masyarakat dan wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor utara-timur. Sedangkan masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.

img
Syamsul Anwar Kh
Reporter
img
Syamsul Anwar Kh
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan