Hingga saat ini belum ada kepastian penyelenggaraan ibadah haji 2020. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Nizar Ali berharap, Pemerintah Arab Saudi segera mengumumkan kepastian tersebut, setidaknya pada 12 Mei 2020.
Dia mengatakan, sampai saat ini belum ada informasi resmi dari Arab Saudi, terkait kepastian penyelenggaraan haji akibat Covid-19. Nizal menyatakan, Saudi sebagaimana Indonesia, saat ini masih fokus pada percepatan penanganan Covid-19 demi keselamatan dan kesehatan warganya.
"Koordinasi kami dengan pihak Konsul Haji KJRI Jeddah, sampai saat ini belum ada keputusan resmi dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi, terkait haji tahun ini, apakah jalan atau bagaimana," kata dia, dalam siaran persnya, Rabu (6/5).
Dia mengaku, Kemenag terus memantau perkembangan dan menunggu keputusan resmi dari Saudi. Akan tetapi, Niza mengatakan, jika terlalu lama Saudi memutuskan kepastian penyelenggaraan haji maka persiapan akan mepet.
"Pada 20 Ramadhan sampai 10 Syawal ini, Saudi memasuki masa libur musim panas. Jika, baru diputuskan setelah libur, maka untuk persiapan terlalu mepet karena operasional haji dimulai bulan Zulqaidah," ungkap dia.
Nizar mengaku, mendengar informasi bahwa Pemerintah Arab Saudi akan membuka kembali akses Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk Shalat Tarawih. Termasuk, juga akses masyarakat untuk thawaf sunnah (bukan thawaf umrah). "Setelah akses kembali dibuka, semoga Saudi segera umumkan kepastian pelaksanaan haji tahun ini, jalan atau tidak," katanya.
Nizar mengungkapkan, proses persiapan penyelenggaraan haji di Indonesia tetap berjalan. Manasik haji nontatap muka (daring) sudah dilakukan dengan video melalui media sosial.
"Saat ini kami, mengintensifkan penyebaran video manasik haji melalui media sosial Kemenag agar lebih mudah diakses masyarakat," tandasnya. (Ant)