Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kian gencar salah satunya dalam meningkatkan peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sebagai pengawasan dan penegakan hukum terhadap angkutan orang dan barang. Hal itu terwujud dengan menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) PPNS Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ).
Direktur Lalu Lintas Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Cucu Mulyana mengatakan, rakernis digelar karena tingginya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan angkutan orang dan barang yang terjadi secara beruntun di beberapa daerah. Tidak hanya itu, pula disertai dengan maraknya angkutan ilegal dan pelanggaran Over Dimension dan Overloading (ODOL).
“Seperti kita ketahui bersama bahwa pada akhir-akhir ini pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan mendapat sorotan tajam, terkait dengan terus berulangnya kejadian kecelakaan lalu lintas yang menimpa angkutan barang maupun angkutan penumpang sehingga menimbulkan banyak korban jiwa,” kata Cucu saat membacakan sambutan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Rabu (24/8).
Menurut Cucu, dengan semakin tingginya mobilitas transportasi tentunya kecenderungan pelanggaran terhadap lalu lintas dan angkutan jalan juga akan terus meningkat. Hal ini akan sulit apabila proses pengawasan dan penindakan hukum masih dilaksanakan secara konvensional.
“Saya mengingatkan kepada para PPNS untuk terus mengikuti perkembangan teknologi seperti penggunaan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), Weigh in Motion (WIM). Agar kedepannya pemanfaatan teknologi dapat terus dilakukan dalam hal pengawasan dan penegakkan hukum LLAJ,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan LLAJ, Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan menyampaikan, kecelakaan lalu lintas jalan terjadi jika pengemudi tidak mampu mengendalikan kendaraan. Bahkan, tidak mampu memahami jalan dan tidak mampu memahami pengguna jalan lain.
“Adapun masalah teknis pada kendaraan yang mengalami kecelakan diakibatkan pengemudi yang tidak dapat mengendalikan system rem, system transmisi, system kemudi dan pecah ban,” kata Wildan dalam kesempatan serupa.
Seperti pada bulan lalu, Kecelakaan truk tangki milik PT Pertamina terjadi di wilayah Cibubur, Jakarta Timur, hari ini sekitar pukul 15.55 WIB. Truk tersebut menabrak sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua yang tengah berhenti di lampu lalu lintas.
Korban akibat peristiwa ini mencapai 11 orang. Mereka semua meninggal di tempat.
Kemudian, Korps Lalu Lintas Polri menerjunkan tim untuk melakukan proses evakuasi hingga pendalaman penyebab kecelakaan di Jalan Alternatif Cibubur. Kecelakaan itu melibatkan truk tangki BBM milik PT Pertamina dengan sejumlah pemotor dan pengendara roda empat.