Kementerian Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi tengah menyiapkan konsep dan skema baru pembangunan Jembatan Timbang Way Urang yang akan diaplikasikan pada pembangunan jembatan timbang baru di seluruh Indonesia.
"Tujuannya adalah untuk menghidupkan jembatan timbang di seluruh Indonesia agar berbeda dari sebelumnya. Dibangun dengan skema dan konsep baru seperti Way Urang ini," ujar Budi dalam kunjungan kerja di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Way Urang, Lampung Selatan, Senin (26/11).
Jembatan Timbang Way Urang yang diresmikan pada Oktober 2018 silam memang diakui Budi sangat berbeda dengan jembatan timbang sebelumnya.
"Jembatan timbang Way Urang ini dibangun dengan material kaca, kantornya kaca. Jadi, nanti ketika ditilang, pengemudi truk akan dibawa ke kantor tersebut. Selain sebagai modernisasi, itu juga dilakukan untuk transparansi. Bangunan jembatan timbang juga akan dibangun dengan konsep terang, enggak gelap kayak dulu. Semua jembatan timbang akan dibangun seperti itu," jelasnya.
Kemenhub memang sedang berusaha membuat citra jembatan timbang tidak seperti dulu, yakni dianggap sebagai lokasi sarat praktik-praktik pungutan liar atau pungli.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Lampung dan Bengkulu Rahman Sujana menyatakan selama 42 hari beroperasi, Jembatan Timbang Way Urang telah menindak ribuan kendaraan yang kelebihan muatan dan kelebihan ukuran atau over dimension dan over loading (ODOL).
"Sejak dibuka dan diresmikan Oktober 2018, kendaraan masuk 1.967 unit, yang tidak melanggar itu ada 592 kendaraan atau 31% dari total kendaraan, sedangkan 1.375 kendaraan atau sebanyak 69% dengan rincian over dimension 28 kendaraan atau sekitar 2,03% serta overloading sebanyak 1.375 kendaraan atau 100%," tutur Rahman.
Jembatan timbang dengan luas lahan 19.620 meter persegi dan memiliki kapasitas platform timbangan 80 ton ini sudah dilengkapi beberapa sarana dan pra sarana penunjang seperti gedung kantor, mess pegawai, ruang genset, mushola, gudang, kantin, toilet, dan ruang terbuka hijau (RTH) serta lapangan parkir untuk 70 kendaraan.
Namun demikian, Rahman menambahkan, Jembatan Timbang Way Urang masih membutuhkan beberapa tambahan sumber daya manusia (SDM} guna menunjang operasionalnya. Personel SDM di Jembatan Timbang Way Urang saat ini hanya 25 orang dengan rincian 17 ASN dan 8 PPNPN. Rahman berharap agar pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub bisa memberikan tambahan personel.
"Saran saya kepada pak Dirjen, di sini perlu adanya penambahan SDM sesuai SOP menjadi 60 orang agar bisa menjalankan empat shift. Kemudian perlu percepatan pengadaan sistem informasi atau IT yang sekarang dalam proses. Juga perlu ada MoU dengan pihak-pihak terkait di tingkat pusat terkait e-tilang, ada pengamanan dari TNI dan Polri ditambah adanya anggaran kesejahteraan untuk petugas operasional UPPPKB," tutup Rahman.