Pemerintah bakal mencanangkan tenaga kesehatan cadangan guna memperkuat ketahanan sistem kesehatan untuk menghadapi krisis kesehatan di masa mendatang. Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG).
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pencanangan tenaga kesehatan cadangan merupakan salah satu bentuk akselerasi dari transformasi kesehatan. Dalam hal ini adalah pilar ketiga, yakni transformasi ketahanan sistem kesehatan yang bertujuan untuk memperkuat sekaligus melengkapi ketersediaan tenaga kesehatan.
Saat ini, ketersediaan tenaga kesehatan dinilai masih sangat kurang dan distribusinya belum merata. Merujuk pada hal tersebut, Budi meminta agar program ini disiapkan dengan serius dan berkelanjutan.
“Ini merupakan awal, saya ingin semuanya disiapkan secara matang, mulai dari registrasi, pelatihan sampai penerjunan ketika terjadi bencana,” kata Budi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (22/12).
Budi mengatakan, persiapan diperlukan mengingat tenaga kesehatan cadangan berasal dari sektor nonkesehatan. Tenaga kesehatan cadangan ini berasal dari partisipasi masyarakat aktif, baik secara langsung atau melalui institusi/organisasi yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan ketika terjadi krisis.
“Bila persiapan dan implementasinya kita lakukan dengan baik, sudah pasti program ini juga bisa berjalan dengan baik,” ujar Budi.
Oleh karena itu, imbuh Budi, kunci dari mewujudkan ketahanan sistem kesehatan adalah kerja sama dari berbagai pihak dalam mempersiapkan tenaga kesehatan cadangan. Di samping itu, ia berharap, sinergi dan kolaborasi yang dilakukan bersama BNPB, BMKG, dan stakeholder terkait bisa memperkuat kesiapsiagaan Indonesia dalam menghadapi krisis kesehatan maupun bencana alam.
“Saya semangat sekali, melihat implementasi dari salah satu program utama dari transformasi kesehatan yakni transformasi tenaga kesehatan cadangan. Harapannya, kerja sama ini menjadi sarana latihan kita untuk mempersiapkan diri menghadapi krisis kesehatan maupun kebencanaan,” tutur Budi.
Pada kesempatan tersebut, Kepala BNPB Suharyanto, menyambut baik strategi penguatan ketahanan sistem kesehatan melalui tenaga cadangan kesehatan. Menurutnya, ini merupakan langkah baik yang perlu didukung, mengingat Indonesia merupakan negara dengan tingkat kerawanan bencana sangat tinggi.
Ia mencontohkan, keberadaan tenaga kesehatan maupun relawan kesehatan dalam penanganan bencana gempa bumi di Cianjur, memegang peranan krusial untuk memberikan bantuan kegawatdaruratan maupun kemanusiaan kepada para korban.
Untuk itu, Suharyanto menilai, pencanangan tenaga kesehatan cadangan ini diharapkan bisa terus diperluas dan ditingkatkan untuk membantu memperkuat respon terhadap bencana.
“Selama ini, dalam penanganan bencana kami ada relawan, namun tentunya dengan adanya tenaga kesehatan cadangan ini, maka tanggap darurat akan lebih baik lagi,” ujar Suharyanto.
Ditambahkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, pihaknya turut mengapresiasi program penguatan tenaga kesehatan cadangan tersebut. Dengan adanya program ini, ujar Dwikorita, diharapkan upaya pencegahan maupun kapasitas respons pemerintah terhadap bencana kesehatan atau alam dapat berjalan semakin optimal.
“Terima kasih untuk kepercayaan Kemenkes yang telah melibatkan BMKG sebagai salah satu elemen pendukung dalam penguatan tenaga kesehatan cadangan, semoga melalui upaya ini sinergi dan efektivitas kinerja untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya korban jiwa dapat terwujud dengan sukses,” tutur Dwikorita.