Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan perkembangan kasus Covid-19 subvarian XBB 1.5 atau Kraken di Indonesia. Juru bicara Kemenkes M Syahril mengatakan, ada penambahan empat kasus, sehingga saat ini kasus Kraken yang terdeteksi di Indonesia mencapai enam kasus.
"Dua pasien sudah kita umumkan (sebelumnya), satu (pasien) dari luar negeri Polandia, dan kedua pulang umrah. Saat ini, kami sampaikan ada penambahan empat kasus," kata Syahril dalam konferensi pers daring, Senin (20/2).
Syahril menuturkan, dari total enam kasus Covid-19 subvarian Kraken yang terdeteksi di Indonesia, dua di antaranya bergejala ringan. Sementara, empat pasien lainnya tidak bergejala.
"Domisilinya ada di Banten, satu di Kalimantan Timur, kemudian yang empat (pasien) ada di DKI Jakarta," ujar Syahril.
Syahril merincikan, penambahan kasus Kraken salah satunya seorang perempuan berusia 46 tahun. Namun, sayangnya, pasien tidak dapat melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut karena tidak tinggal di alamat yang diberikan.
"Yang bersangkutan tidak tinggal di alamat yang diberikan, dan sudah dikomunikasikan ke pengurus RT setempat," papar Syahril.
Ketiga pasien lainnya, yakni seorang perempuan berusia 22 tahun, bergejala ringan tanpa komorbid dan telah menyelesaikan isolasi mandiri. Kemudian, pasien ketiga dan keempat adalah laki-laki berusia 47 tahun dan perempuan berusia 37 tahun. Keduanya saat ini sedang menjalani proses penyelidikan epidemiologi.
Syahril mengungkapkan, dari penambahan empat kasus Covid-19 Kraken, dua di antaranya tercatat sudah menerima vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster. Adapun total keenam pasien telah dinyatakan sembuh.
"Ada enam kasus varian XBB 1.5 Covid-19 atau Kraken yang sampai hari ini sudah kita nyatakan selesai isoman dan sembuh," tutur dia.
Syahril mengatakan, kasus Covid-19 Kraken di Indonesia masih terkendali meski ada penambahan kasus. Ia menyebut, kenaikan kasus yang terjadi pada subvarian baru ini tidak separah lonjakan kasus varian Omicron.
"Kenaikan subvarian Kraken tidak begitu terlihat signifikan, hanya satu-dua bahkan hanya enam (kasus), tidak seperti halnya terjadi lonjakan kasus seperti Omicron sebelumnya," kata Syahril.