Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana melakukan penguatan imunisasi rutin bagi wilayah yang cakupan imunisasinya masih rendah dan rawan terjadi kejadian luar biasa (KLB). Hal ini menyusul munculnya KLB Polio di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, beberapa waktu lalu.
Upaya pelacakan akan dilakukan untuk memastikan seluruh bayi mendapatkan empat dosis imunisasi bOPV dan satu dosis imunisasi IPV lengkap, serta meningkatkan analisa dan pemanfaatan data.
"Semua sasaran bayi itu harus sudah mendapatkan lengkap imunisasi polio yaitu 4 dosis untuk polio yang tetes, dan 1 dosis untuk suntikan sesuai dengan usia anaknya," kata Plt. Direktur Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine, dalam keterangan pers, Selasa (29/11).
Kemenkes juga akan melaksanakan imunisasi kejar bagi anak usia 12-59 bulan yang belum atau tidak lengkap status imunisasinya. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh sasaran mendapatkan empat dosis imunisasi bOPV dan satu dosis imunisasi IPV.
"Mengingat imunitas atau kekebalan atau vaksin untuk mencegah tertularnya terhadap polio tipe 2 hanya bisa didapatkan dari imunisasi suntikan," ujar Prima.
Lebih lanjut, imbuh Prima, berdasarkan laporan cakupan imunisasi rutin, terdapat dua provinsi yang sangat berisiko tinggi. Hal ini terlihat dari cakupan vaksinasi Oral di bawah 60% pada 2020.
Sementara, ada 13 provinsi yang berisiko tinggi dengan cakupan vaksinasi hanya sekitar 60-79%.
"Lalu, kita punya 13 provinsi juga yang cakupannya sedang, sebesar 80-94%. Kemudian, kita punya enam provinsi dengan capaian cukup baik untuk imunisasi polio di atas 95%," jelasnya.
Adapun capaian imunisasi berdasarkan kabupaten/kota, terdapat 60 dari 514 kabupaten/kota yang sangat berisiko dengan cakupan dibawah 60%.
Kemudian, ada 132 kabupaten/kota yang berisiko tinggi dengan cakupan antara 60-79%. Sementara, wilayah berisiko sedang ada 166, dan risiko rendah 154 kabupaten/kota.
“Demikian juga untuk imunisasi suntikan (IPV), yang hijau (risiko rendah) hanya DI Yogyakarta di 2020. Untuk kabupaten/kota, sebagian besar berisiko tinggi dan sangat tinggi," tutur Prima.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Arika Husnayanti melaporkan, 14,6% atau sekitar 14.000 anak telah mendapatkan imunisasi polio di hari pertama pencanangan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kabupaten Pidie Aceh. Ia optimistis target 95% imunisasi dalam seminggu ke depan akan tercapai.
"Sebanyak 14.000 anak yang sudah mendapatkan imunisasi di hari pertama, dari target 12.975 anak," ungkap Arika.
Arika menuturkan, dari 14.000 anak yang sudah mendapatkan imunisasi polio, 4.168 anak di antaranya berusia 0-59 bulan. Lalu, 854 anak berusia lima sampai kurang dari tujuh tahun, dan 7.556 anak berusia 7-12 tahun.
Selain Kabupaten Pidie, secara bertahap Sub PIN Polio akan dilaksanakan di seluruh wilayah provinsi Aceh. Pada 5 Desember, akan dilaksanakan di enam lokasi yakni di Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Jaya, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara dan Kota Sabang.
Kemudian, imunisasi di 16 kabupaten/kota lainnya akan dimulai pada 12 Desember. Adapun Sub PIN putaran kedua akan dimulai pada pekan keempat Januari 2023, yang meliputi seluruh wilayah di Provinsi Aceh.