Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mendeteksi kasus varian baru Covid-19 Omicron di Indonesia. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, seorang pasien berinisial N terkonfirmasi varian Covid-19 Omicron pada Rabu (15/12). N merupakan pekerja kebersihan di rumah sakit darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet.
Ketika dilakukan pengambilan sampel secara rutin pada Rabu (8/12), hasil tes polymerase chain reaction (PCR) menunjukan tiga pekerja kebersihan di RSDC Wisma Atlet terkonfirmasi Covid-19.
Sebanyak tiga sampel pekerja kebersihan di RSDC Wisma Atlet tersebut dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, pada Jumat (10/12).
Dari tiga sampel tersebut, hanya satu yang terkonfirmasi positif varian Covid-19 Omicron setelah dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Kemkes juga sudah mengirimkan data sampel ke GISAID. GISAID juga sudah mengonfirmasikan data sampel tersebut.
“Dan, ini memang data sequencing Omicron. Sudah double cek. Sudah dikarantina di RSDC Wisma Atlet,” ujar Budi dalam keterangan pers virtual, Kamis (16/12).
Ia pun mengungkapkan kondisi tiga pekerja kebersihan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka semua pasien Covid-19 tanpa gejala. “Jadi, mereka masih sehat, tidak ada demam, tidak ada batuk-batuk,” tutur Budi.
Mereka juga sudah dites PCR lagi. Hasilnya, mereka sudah negatif Covid-19. Di sisi lain, Kemenkes mendeteksi lima kasus probable Omicron. Pendeteksian kasus probable Omicron tersebut menggunakan alat tes PCR dengan spesifikasi khusus.
Sebanyak lima kasus probable Omicron tersebut terdiri dari tiga pasien warga negara Indonesia (WNI) yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris. Mereka sedang menjalani isolasi mandiri di RSDC Wisma Atlet.
Sedangkan tiga kasus lainnya merupakan warga negara asing (WNA) Tiongkok (China) yang datang ke Manado, Sulawesi Utara. Saat ini, 3 WNA asal China ini sedang menjalani karantina di Manado.
“(Sampel mereka) ini sudah dikirimkan ke Balitbangkes, dan kami harapkan tiga hari ke depan bisa mengonfirmasikan apakah benar ini Omicron atau tidak?,” ucapnya.
Sebelumnya, Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, data genetika varian Covid-19 Omicron, mengindikasikan perubahan mutasi yang cukup signifikan. Imbasnya, menimbulkan hipotesis-hipotesis yang menakutkan.
Kenyataannya, kata Pandu, tentu bisa sangat berbeda. Karena itu, segala sesuatunya perlu divalidasi dengan data epidemiologi dan klinik.