Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan sertifikat vaksin internasional sesuai dengan standar organisasi kesehatan dunia (WHO). Ini untuk mengantisipasi isu sertifikat vaksin Indonesia tidak dikenal atau diakui di sejumlah negara di luar negeri.
Chief of Digital Transformation Office Kemenkes, Setiaji mengatakan, bentuk dan informasi yang tertera pada sertifikat vaksin internasional sudah disesuaikan dengan standar WHO. Salah satunya, kode QR yang tercantum di dalamnya agar bisa terbaca dan diakui di luar negeri.
Sertifikat vaksin internasional dapat digunakan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan pekerja migran Indonesia (PMI) sebagai bukti telah menerima vaksinasi primer lengkap.
“Salah satu pemanfaatan sertifikat internasional ini adalah untuk perjalanan Haji dan Umrah. Meskipun demikian, sertifikat ini hanya sebagai dokumen kesehatan dan pelaku perjalanan tetap wajib mematuhi peraturan dan protokol kesehatan yang berlaku di masing-masing negara,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (28/1).
Terkait jenis vaksin Covid-19 yang diterima atau berlaku, kata dia, mengacu kepada kebijakan masing-masing negara tujuan. Sertifikat vaksin internasional yang dikeluarkan oleh Kemenkes dapat diakses melalui aplikasi PeduliLindungi.
Masyarakat dapat melakukannya dengan memperbaharui aplikasi PeduliLindungi versi terbaru. Kemudian, membuka aplikasi PeduliLindungi dan login dengan akun terdaftar. Lalu, masuk ke menu sertifikat vaksin.
Di bagian sertifikat Pperjalanan luar negeri, klik ikon +. Kemudian, centang nama pengguna yang ingin dibuatkan sertifikat internasional dan klik selanjutnya.
Selanjutnya, pilih negara tujuan, klik selanjutnya dan konfirmasi. Sertifikat berhasil dibuat dan sudah aktif, setelah klik lihat detail.
Untuk melihat kode QR atau mengunduh sertifikat, kata dia, bisa dilakukan pada menu Sertifikat Vaksin dan memilih nama pengguna yang telah dibuatkan sertifikat vaksin.