Target vaksinasi tahap kedua dimulai dari minggu ketiga Febuari 2021 dan diperkirakan selesai pada Juni 2021. Total sasaran vaksinasi tahap kedua ini mencapai lebih dari 38 juta orang, terdiri dari 21 juta lansia dan 17 juta petugas pelayanan publik.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada 4 April 2021, pencapaian vaksinasi pada dosis pertama bagi lansia mencapai 1,7 juta jiwa sedangkan vaksinasi dosis dua sebanyak 260.000 jiwa.
"Cakupan ini lebih sedikit dibandingkan dengan tugas pelayanan publik yang telah terima dosis pertama hingga 5,4 juta jiwa dan penerima dosis kedua mencapai 2,4 juta jiwa per 4 April," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dalam diskusi online, Selasa (6/4).
Vaksinasi tahap kedua untuk usia di atas 60 tahun dimulai pada minggu ketiga Febuari. Secara kasat mata terlihat antusiasme yang besar penduduk di atas 60 tahun yang mendatangi sentra-sentra vaksinasi. Tetapi kalau dilihat dari data, ternyata cakupan penerima vaksin bagi usia 60 tahun, masih cukup rendah bila dibandingkan kelompok prioritas yang pertama, yaitu petugas pelayanan publik.
"Total lansia yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama 1,73 juta. Tentunya kurang lebih 8,2% dari rencana untuk memvaksin 21,5 juta usia di atas 60 tahun,” ucapnya.
Siti mengakui masih ada beberapa kendala dalam pemberian vaksinasi lansia ini. Pertama, masih banyak provinsi yang cakupan untuk pemberian sasaran vaksinasi lansia ini kurang dari 10%. Kedua kurang lebih 36 kabupaten/kota belum memulai vaksinasi kepada lansia. Kabupaten/kota ini, masih fokus kepada petugas pelayanan publik.
"Cakupan dari vaksinasi pemberi pelayanan publik justru ada pada provinsi besar, yang kita tahu sebagai provinsi penyumbang untuk vaksinasi kepada lansia. Seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” terangnya
Selain itu, Kemenkes memahami adanya beberapa kendala ketika lansia hendak mendapatkan layanan vaksinasi. Di antaranya, para lansia ini masih merasa takut karena sosialisasi lansia rentan terkan risiko Covid. Sehingga mereka enggan ke luar rumah dan membatasi mobilitas.
Kendala lainnya, lansia memiliki keterbatasan fisik untuk bisa mendatangi sentra-sentra vaksinasi. Dengan adanya keterbatasan fisik tersebut, sehingga membutuhkan anak atau sanak keluarga lainnya untuk menemaninya. Lalu, jadwal vaksinasi lansia ini tidak tepat dengan waktu yang tersedia dari keluarga ataupun anaknya tersebut.
Selanjutnya, lansia ini memiliki keterbatasan finansial, sehingga masih ada yang bekerja. Kemudian yang terakhir, para lansia ini masih belum paham cara mendaftar untuk mendapatkan vaksin. Apalagi kalau daftarnya harus secara online.
“Hal-hal inilah yang akan kami coba membuat beberapa upaya untuk membantu para lansia dalam mengakses pos atau sentra vaksinasi yang ada.” ujar Siti.