Kementerian Sosial (Kemensos) berjanji bantu anak yatim piatu korban bencana awan panas guguran Gunung Semeru di Jawa Timur (Jatim) pada awal Desember 2021.
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, menyatakan, pihaknya hingga kini tenagh mendata anak-anak yang menadi yatim, piatu, dan yatim piatu akibat terdampak erupsi Semeru.
"Saat saya ke sana minta didata untuk kita masukkan program bantuan sosial (bansos). Kita lakukan [pendataan] untuk program sosial, untuk PKH [bagi] anak yatim dan keluarganya," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (31/1).
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang, Nurhasyim, menerangkan, dampak erupsi Semeru di wilayahnya tidak separah di Kabupaten Lumajang. Namun, seorang anak menjadi yatim piatu akibat bencana alam tersebut.
"Ayahnya meninggal saat truk pengangkut pasir, yang tengah berada di sungai, terendam lahar dingin. Berkasnya [untuk pengurusan bansos] disampaikan ke Kemensos di Jakarta," jelasnya.
Di sisi lain, Balai Bandayani, unit pelayanan teknis (UPT) di bawah Kemensos, telah memberikan pelayanan kepada DR (9), yang orang tuanya berpulang akibat erupsi Gunung Semeru.
Sejak bencana itu, DR di bawah pengasuhan kakeknya, warga Desa Cupiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Balai Handayani memberikan paket pemenuhan kehidupan layak dasar dalam mendukung pemenuhan gizi dan kesehatan anak, yakni makanan siap saji, susu, biskuit, vitamin, minyak kayu putih, masker, dan pembersih tangan.
Selain itu, memberikan motivasi dan dukungan emosional kepada keluarga pengasuh/wali anak tentang kehilangan yang menimpanya.
Balai Handayani pun memberikan layanan dukungan psikososial kepada warga terdampak. Pangkalnya, erupsi Gunung Semeru menyisakan trauma psikologis bagi korban, terutama usia anak, selain menimbulkan korban jiwa.