Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan guna menghadapi ancaman bencana. Terlebih, penanganan bencana merupakan salah satu agenda strategis pemerintah mengingat Indonesia merupakan negara rawan bencana tektonik, vulkanik, dan hidrometeorologi.
Berdasarkan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana yang terjadi di Indonesia pada 2022 mengalami peningkatan 16% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diikuti peningkatan masyarakat terdampak dan pengungsi mencapai 12%.
Beberapa upaya yang dilakukan Kementerian Sosial (Kemensos) dalam mengurangi risiko bencana adalah meningkatkan kesiapsiagaan serta mengubah pola pikir dan perilaku dalam penanggulangan bencana melalui Kampung Siaga Bencana (KSB). Lalu, mendorong pendirian lumbung sosial guna memastikan masyarakat di kawasan terisolasi tetap memperoleh akses bantuan.
Terkait hal tersebut, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, Iyan Kusmadiana, memastikan kesiapan logistik kebencanaan akan terus ditingkatkan. Misalnya, penyiapan logistik di tingkat nasional berupa pangan, sandang, dan lainnya.
"Kami menyiapkan dukungan logistik ke sentra-sentra Kemensos dan juga lumbung sosial di seluruh Tanah Air," kata Iyan dalam keterangan resmi, Rabu (9/11).
Kemensos juga akan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Taruna Siaga Bencana (Tagana) guna memperkuat dukungan bantuan kebencanaan. Dukungan tersebut meliputi penyiapan selter, logistik layanan dukungan psikososial, hingga logistik makanan seperti dapur umum dan peralatan penanggulangan bencana di daerah.
Lebih lanjut, imbuh Iyan, Kemensos sejak 2009 telah membentuk KSB sebagai upaya peningkatan kesiapsiagaan di daerah rawan bencana. "Mudah-mudahan dengan segala upaya yang telah dilakukan kita dapat siap meghadapi situasi bencana."