close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pisang mas kirana Gunungkidul, DIY bisa tembus ekspor. Dokumentasi Ditjen Hortikultura Kementan
icon caption
Pisang mas kirana Gunungkidul, DIY bisa tembus ekspor. Dokumentasi Ditjen Hortikultura Kementan
Nasional
Jumat, 02 Oktober 2020 00:54

Kementan yakini pisang mas kirana Gunung Kidul tembus eskpor

Pisang mas kirana telah menjadi sajian di Istana Negara.
swipe

Pisang mas kirana merupakan salah satu jenis pisang yang sangat digemari masyarakat untuk dikonsumsi segar. Selain ukurannya yang sesuai dengan selera konsumen, warna kulit buah pisang mas juga sangat menarik yaitu kuning cerah, didukung dengan rasa daging buahnya manis, segar, dan teksturnya lembut.

Bahkan, pisang mas kirana telah menjadi sajian di Istana Negara. Varietas pisang mas ini ditetapkan sebagai varietas unggul nasional berdasarkan SK Menteri Pertanian nomor: 516/2005. Sejak saat itu pisang yang aslinya berasal dari Lumajang ini populer dengan nama pisang mas kirana. 

Kini pisang mas kirana telah dikembangkan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) setelah mendapat alokasi dana APBN dari Kementerian Pertanian (Kementan), dalam hal ini Direktorat Jenderal Hortikultura melalui program pengembangan kawasan seluas 40 hektare (ha) pada 2019.

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan untuk terus meningkatkan produk unggulan pertanian melalui pengembangan kawasan. 

Terutama, buah-buahan unggulan yang memiliki prospek pasar yang cukup luas, di samping sebagai bagian dari upaya peningkatan ekspor tiga kali lipat komoditas pertanian (GraTiEks).

Wilayah pengembangan pisang mas kirana di Kabupaten Gunung Kidul tersebar di Kecamatan Semin, Ngawen, Patuk, Purwosari, Nglipar, dan Gedangsari, mengingat untuk wilayah Kabupaten Gunung Kidul kecamatan tersebut merupakan sentra tanaman pisang.

Petugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Restu menyatakan, pengembangan kawasan seluas 40 ha di Kabupaten Gunung Kidul sudah terealisasi, rata-rata produksi pisang mas kirana itu dalam satu tandan mencapai berat 10 kg dan dalam satu tandan terdapat 7 hingga 8 sisir.

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengungkapkan, sebagaimana arahan Menteri Pertanian, akan terus mendorong agar petani pisang mampu menghasilkan produk bermutu dan meningkatkan produksi melalui pengembangan kawasan. 

Pria yang akrab dipanggil Anton ini menjelaskan, ”Kami akan selalu berupaya untuk terus memperluas areal pertanaman guna meningkatkan hasil produksi buah-buahan ungulan terutama dimasa pandemi Covid 19," kata Anton dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/10). 

"Ini sebagai wujud amanat Mentan untuk mendukung program peningkatan ekspor tiga kali lipat komoditas pertanian atau GraTiEks, dan juga merupakan realisasi program Gerakan Mendorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan atau GEDOR HORTI," tambah Anton. 

Dihubungi terpisah, Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman mengatakan, Kabupaten Gunung Kidul memiliki potensi dan prospek yang bagus untuk pengembangan pisang mas kirana, di 2020 ini Kementan memfasilitasi pengembangan kawasan pisang mas kirana seluas 40 hektar melalui dana APBN.

"Pengembangan kawasan ini sebagai upaya meningkatkan produksi buah-buahan unggulan dan perwujudan program GEDOR HORTI, yang kedepannya akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani terutama ditengah pandemi Covid 19 ini," ujar Liferdi

img
Achmad Rizki
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan