Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghentikan sementara seluruh kegiatan operasional di site PT Nusa Alam Lestari sebagai ledakan di lubang nomor DC 02 tambang batu bara bawah tanahnya. PT Nusa Alam Lestari memiliki Izin Usaha Pertambangan Batubara Nomor SK IUP OP No.570/1338-Periz/DPM-PTSP/VII/2020, tanggal 6 Juli 2020, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin mengatakan, penghentian dilakukan sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara nomor 06.E/37.04/DJB/2019 tanggal 15 Agustus 2019 perihal Surat Edaran Kewajiban Perusahaan terkait Tindak Lanjut Kecelakaan Tambang Berakibat Mati.
"Sudah dihentikan sementara, sampai hasil investigasi kecelakaan tambang berakibat mati telah seluruhnya ditindaklanjuti, dan/atau kegiatan operasional dapat dilaksanakan dengan aman dan selamat sesuai," katanya dalam keterangan, Sabtu (10/12).
Ia menyebut, empat orang Tim Inspektur Tambang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah tiba di lokasi. Tim ini dipimpin langsung oleh Koordinator Inspektur Tambang Provinsi Sumatera Barat.
Mereka berencana untuk melakukan pemeriksaan awal, koordinasi evakuasi korban, dan melaksanakan investigasi terhadap kejadian ledakan tersebut. Penyebab ledakan akan diinvestigasi lebih lanjut oleh Inspektur Tambang.
Sebelumnya, Badan SAR Nasional (Basarnas) menduga ledaknya tambang batu bara pada IUP PT NAL karena kadar gas metana yang tinggi di Sawah Lunto, Sumatera Barat. Kejadian ini dimulai pada pukul 9.00 WIB, Jumat (9/12).
“Prakiraan awal, ledakan disebabkan oleh tingginya kadar gas Metana/Hidrokarbon (CH4),” kata Humas Basarnas Agus Basori dalam keterangan, Jumat (9/12).
Agus menyebut, ada lima orang rescuer dari pos SAR 50 kota telah dikerahkan. Kemudian, telah diberangkatkan juga tujuh orang personil dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang.
Hingga saat ini, sudah ada 11 orang yang terevakuasi dengan rincian ada satu orang luka berat dan satu orang mengalami kondisi kritis. Sementara itu, sudah ada sembilan orang yang dinyatakan meninggal dunia.
“Seluruh korban saat ini masih di RSUD Kota Sawahlunto. Tim SAR Gabungan Masih berupaya melakukan Evakuasi terhadap satu orang korban lagi,” ujarnya.