close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Pixabay.
icon caption
Ilustrasi Pixabay.
Nasional
Rabu, 16 Maret 2022 11:34

Kemunculan Deltacron, Pakar: Terlalu dini untuk khawatir

Yang harus diperhatikan dari Deltacron karena gejala-gejala yang timbul tidak dapat diprediksi.
swipe

Kombinasi Delta dan Omicron memunculkan varian baru Covid-19 Deltacron. Melansir Healthline, Rabu (16/3), para ahli penyakit menular mengatakan, masih terlalu dini untuk sangat khawatir terhadap Deltacron.

Sejauh ini, varian Deltacron hanya terdeteksi di sebagian kecil belahan dunia dan belum tersebar dengan kecepatan tinggi seperti Omicron. Namun, yang perlu menjadi catatan penting adalah gejala-gejala yang timbul dari varian baru ini tidak dapat diprediksi.

"Tidak jelas saat ini apakah Deltacron lebih menular atau apakah dapat menyebabkan penyakit parah dibandingkan dengan varian lain,” ujar seorang dokter penyakit dalam yang berbasis di New York, Nesochi Okeke-Igbokwe kepada Healthline.

Okeke-Igbokwe mencatat Amerika Serikat (AS) dan mestinya seluruh negara di dunia sekarang lebih siap untuk menghadapi varian baru yang muncul. 

Peneliti Pusat Keamanan Kesehatan Universitas Johns Hopkins Maryland dan ahli penyakit menular, Amesh Adalja, menekankan Deltacron akan memberikan respon berbeda terhadap sistem kekebalan yang sudah terbentuk dari Covid-19 varian sebelumnya. Namun, Adalja menyatakan, vaksin Covid-19 telah terbukti efektif untuk menanggulangi tingkat keparahan, kematian, dan rawat inap, bahkan ketika menghadapi varian baru.

Seperti diberitakan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa para ilmuwan telah mengidentifikasi varian baru yang disebut Deltacron. Varian baru itu mengandung materi genetik dari strain Covid-19 varian Omicron dan Delta.

Varian terbaru ini telah terdeteksi di Eropa dan Amerika Serikat tetapi dengan jumlah yang sangat sedikit menurut pejabat WHO. 

Para peneliti menyatakan, strain Coronavirus memang dapat bergabung, apalagi jika satu individu pernah terpapar dua varian yang berbeda. Namun, yang masih menjadi pertanyaan adalah bagaimana peristiwa rekombinasi dua strain berdampak pada sifat-sifat varian baru yang dihasilkan, misalnya seberapa menular dan ganasnya.

Sejauh ini, tidak ada bukti yang menunjukkan ada perubahan dalam keparahan atau tingkat infeksi dengan varian ini. Ada banyak penelitian yang sedang dilakukan untuk menentukan apakah ada perubahan dalam epidemiologi Deltacron, kata pejabat WHO.

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan