Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal, Jawa Tengah (Jateng), akan menerapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka mulai semester genap 2020/2021, Januari tahun depan. Langkah ini merespons surat keputusan bersama (SKB) empat menteri.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Demak, Wahyu Yusuf Akhmadi, menyampaikan, sekolah mesti memenuhi berbagai syarat sebelum diizinkan kembali melaksanakan KBM tatap muka. Mempersiapkan protokol kesehatan dan menyediakan sarana dan prasarana penunjangnya serta mengajukan proposal, misalnya.
“Kita minta sekolah yang merasa siap, baru kita datangi untuk periksa apakah layak atau tidak. Jika semua standar memenuhi, kita perbolehkan dengan beberapa metode pembelajaran yang tentunya berbeda," ujarnya, Senin (30/11).
Takkan ada jam istirahat dan dilarang adanya kegiatan di kantin selama pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, warga akademik diharuskan membawa bekal sendiri.
"Kapasitas siswa yang berangkat adalah 50%," jelasnya, melansir situs web Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. "Disdikbud dan Satgas Covid-19 berwenang menutup kembali sekolah apabila daerah di sekolah tersebut angka terpapar Covid-19 tinggi."
Pemerintah pusat memperlonggar syarat pelaksanaan sekolah tatap muka dengan dalih pembelajaran jarak jauh (PJJ) akan berdampak negatif terhadap anak. Terancam putus sekolah, kendala tumbuh kembang, serta tekanan psikosial dan kekerasan rumah tangga, misalnya.
Kebijakan sebelumnya mempertimbangkan zona risiko penularan Covid-19 pada suatu daerah. Kini, menjadi kewenangan pemerintah daerah (pemda) dengan mengantongi izin kepala sekolah, perwakilan orang tua via komite sekolah, dan pemda atau kantor wilayah (kanwil).
Sementara itu, merujuk data pemprov setempat, terdapat 55.803 kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jateng hingga kemarin siang, pukul 12.00 WIB. Sebanyak 43.383 pasien smebuh, 8.730 dirawat, dan 3.690 meninggal dunia.
Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, Kendal berada di urutan kedua teratas transmisi Covid-19 dengan 2.611 kasus positif dan tergolong daerah dengan risiko tinggi (zona merah). Sebesar 1.930 pasien sembuh, 575 dirawat, dan 106 meninggal.