Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menyebut, penggunaan kontrasepsi bisa mencegah autisme pada anak.
"Selain berkorelasi terhadap penurunan stunting, penggunaan kontrasepsi juga berkorelasi positif mencegah autisme. Tentu kita tidak ingin, meskipun tidak stunting, tapi autis atau punya gangguan mental dan emosional seperti itu," katanya, Selasa (27/9).
Ia pun mengajak seluruh pasangan pascapersalinan agar menggunakan kontrasepsi sebagai upaya mengatur jarak kelahiran. Apalagi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyarankan jarak antarkehamilan 36 bulan. Kitab suci pun memberikan rekomendasi
"Jarak kehamilan direkomendasikan dalam kitab [suci] 30 bulan, menyusui diperintahkan sempurna sampai 24 bulan, ubun-ubun ditutup 24 bulan atau 1.000 hari. Ini sangat berkorelasi sehingga aturan yang sudah kita buat itu sudah sesuai [ajaran agama]," tuturnya.
Lebih jauh, Hasto menyampaikan, pemerintah masih fokus menurunkan angka kelahiran yang tak diinginkan (unmet need). Sebab, persentase ibu yang baru melahirkan dan segera berkontrasepsi masih sedikit.
"Ada 4,8 juta yang melahirkan setiap tahun dan kita tengarai yang bersedia segera kontrasepsi baru sekitar 29%. Ini menjadi tantangan kita bersama," ucap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
BKKBN, sambung Hasto, menggandeng instansi lain, seperti TNI dan fasilitas kesehatan (faskes), dalam mempertahankan kepesertaan kontrasepsi. "Meskipun prevalensi kontrasepsi modern belum melebihi 60% dan pemakaian kontrasepsi jangka panjang masih belum sesuai harapan, ada satu hal yang kita catat, angka kesuburan total, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sudah mencapai target, yakni 2,18."