close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10)./ Antara Foto
icon caption
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10)./ Antara Foto
Nasional
Selasa, 15 Oktober 2019 21:48

Keputusan Prabowo soal gabung kabinet Jokowi berlaku mutlak dan mengikat

Seluruh kader akan taat dengan keputusan Prabowo untuk bergabung dengan koalisi Jokowi atau tetap menjadi oposisi.
swipe

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan mengumumkan arah politik partai dalam lima tahun ke depan, dalam rapat pimpinan nasional yang akan berlangsung di kediamannya di Hambalang, Bogor, Rabu (16/10). Dalam rapimnas tersebut, akan ditentukan apakah Gerindra akan bergabung dengan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin, atau tetap menjadi oposisi.

Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, keputusan Prabowo berlaku mutlak dalam Rapimnas besok. Perbedaan pendapat, termasuk ihwal bergabung ke gerbong koalisi Jokowi, akan melebur dengan keputusan Prabowo sebagai Ketua Dewan Pembina Parta Gerindra.

"Kita sangat hargai cara pandang masing-masing, tapi kita ada tradisi begitu ketua dewan pembina, orang yang memiliki mandat partai berdasarkan AD/ART, mengambil keputusan, maka semua harus dengar dan taat," kata Muzani di gedung DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta Barat, Selasa (15/10).

Muzani menjelaskan, dalam Rapimnas besok semua petinggi Gerindra hingga organisasi sayap, akan hadir untuk mendengarkan suara-suara terkait arah politik Gerindra ke depan. Salah satunya ialah Sandiaga Uno yang telah mengumumkan kembali ke Gerinda hari ini.

"Jadi dia bersama relawan yang kerja keras di Pilpres 2019 akan ikut Rapimnas," kata Muzani menjelaskan.

Sejak isu Gerindra bakal masuk dalam kabinet merebak, Prabowo gencar melakukan pertemuan dengan petinggi partai dari koalisi pemerintah. Jauh sebelumnya, Prabowo telah melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, pada Juli lalu. Pertemuan di rumah Megawati ini digelar setelah dua pekan pertemuan Prabowo dengan Jokowi di Stasiun MRT Senayan.

Usai pertemuan dengan Megawati, Prabowo bertemu dengan Pelaksana tugas Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa pada pertengahan Agustus lalu. Safari politik Prabowo berlanjut dengan menemui Ketua Umum Nasdem Surya Paloh di kediamannya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (13/10) sore. Malam tadi, Prabowo juga mendatangi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Safari politik Prabowo juga dilanjutkan hari ini, dengan mendatangi Ketua Umum Golkar Airlangga Hartato di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat.

Muzani membantah jika safari Prabowo ini dilakukan atas instruksi Presiden Jokowi. Diketahui, hubungan Jokowi dan Prabowo kembali mencair sejak keduanya bertemu di Stasius MRT Senayan pada 13 Juli 2019 lalu.

Prabowo juga disebut-sebut telah menyodorkan tiga nama menteri kepada Jokowi, dengan syarat apabila mantan Wali Kota Solo itu menerima masukan Gerindra terkait ketahanan pangan dan energi. 

"Saya enggak tahu namanya apa ya. Tapi ini mencairkan kebekuan-kebekuan selama ini," kata Muzani. 

Hal senada disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani. Menurutnya, safari politik Prabowo tidak dilakukan sebagai manuver untuk bergabung dengan koalisi pemerintah.

"Saya melihat Gerindra bukan bermanuver, saya melihatnya sebagai suatu silaturahmi yang dilakukan partai yang tadinya berseberangan dalam pemilu, menjadi lawan politik untuk mempunyai komitmen bersama-sama membangun bangsa ini," ujar Puan, Selasa (15/10).

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan