close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
epala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa (kedua kanan) bersiap memberikan keterangan terkait polemik taruna Akademi Militer (Akmil) Enzo Zenz Allie di Mabes TNI Angkatan Darat, Jakarta, Selasa (13/08)./ Antara Foto
icon caption
epala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa (kedua kanan) bersiap memberikan keterangan terkait polemik taruna Akademi Militer (Akmil) Enzo Zenz Allie di Mabes TNI Angkatan Darat, Jakarta, Selasa (13/08)./ Antara Foto
Nasional
Rabu, 14 Agustus 2019 08:12

Keputusan TNI AD harus hentikan polemik seputar Enzo Allie

"Tentu TNI telah memiliki mekanisme, penilaian dan standar tersendiri sehingga Enzo akhirnya tetap dipertahankan."
swipe

Keputusan TNI Angkatan Darat (AD) untuk mempertahankan taruna Akademi Militer keturunan Indonesia-Prancis, Enzo Zenz Allie, patut dihargai. Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC, Pratama Persadha mengatakan, TNI AD telah melakukan pertimbangan matang sebelum memutuskan hal tersebut.

"Tentu TNI telah memiliki mekanisme, penilaian dan standar tersendiri sehingga Enzo akhirnya tetap dipertahankan," kata Pratama saat dihubungi di Jakarta, Selasa (13/8) malam.

Ia mengatakan, keputusan yang disampaikan langsung oleh Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Andika Perkasa, diharapkan mengakhiri polemik seputar Enzo di masyarakat. Netizen di dunia maya pun diharapkan tidak lagi mempersoalkan hal tersebut.

Menurut Pratama, masyarakat harus dapat mengambil hikmah dari perkara ini. Para pengguna internet diharapkan lebih berhati-hati dalam menyediakan profil atau informasi pribadi di media sosial. Hal ini dapat digunakan untuk tujuan apapun oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab.

"Pengumuman yang disampaikan langsung Kepala TNI AD diharapkan menghentikan polemik terkait Enzo. Apalagi isu ini juga menjadi 'makanan' para buzzer media sosial," katanya.

Pratama menjelaskan, profiling di media sosial dan google bukanlah sebuah fenomena baru. Tidak hanya dilakukan terhadap seseorang yang mendaftar sekolah atau pekerjaan, profiling juga dapat dilakukan pada akun kolega atau keluarga.

"Yang jauh lebih penting adalah upload yang perlu-perlu saja di media sosial. Semoga ini jadi proses pembelajaran bagi semua masyarakat," katanya.

Jenderal Andika Perkasa mengatakan, keputusan TNI AD mempertahankan Enzo atas pertimbangan hasil pengukuran indeks moderasi bernegara Enzo Allie. Ia memiliki indeks moderasi bernegara yang cukup baik. 

"Selama ini sudah dikembangkan akurasi, validasi. Kami lakukan pengukuran pada Sabtu dan Minggu kemarin, hasilnya dianalisis pada Senin. Kesimpulannya, Enzo dilihat dari indeks moderasi bernegara itu ternyata nilainya 84 persen," ujar jenderal bintang empat ini.

Enzo sempat menjadi perbincangan setelah videonya viral di media sosial. Dalam video, ia diajak berdialog Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam bahasa Prancis. Selain Prancis, Enzo menguasai Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia.

Enzo lahir di Prancis, namun tumbuh di Indonesia sejak berusia 13 tahun. Ia memiliki status kewarganegaraan WNI. 

Selain kefasihannya berbahasa asing, Enzo menjadi perbincangan karena muncul dugaan dia merupakan bagian dari organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). 

Hal ini muncul dari foto yang diunggah Enzo di media sosial Facebook miliknya. Dalam foto tersebut, Enzo berpose dengan bendera bertuliskan kalimat tauhid serupa bendera yang digunakan HTI. (Ant)

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan