Pegawai honorer IT di Biro Paminal Div Propam Polri, Raditya Adhyaksa, menjadi salah satu saksi dalam persidangan pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (21/11). Persidangan ini berlanjut dengan kehadiran tiga orang terdakwa, Richard Eliezer (Bharada E), Kuat Ma'ruf, dan Ricky Rizal.
Raditya mengatakan, dirinya sempat menolak permintaan tim khusus (timsus) untuk mengambil rekaman CCTV di Biro Provos DIvpropam Polri. Namun, Irbidjemensdm II Itwil V Itwasum Polri, Kombes Rachmad Pamudji, mengajukan diri untuk mengambilnya, maka Raditya menyanggupi untuk memeriksa CCTV tersebut.
“Awalnya saya sempat menolak karena bukan kuasa saya, tapi Kombes Rachmad Pamudji bilang ‘Udah saya aja’, karena dia juga sempat di Biro Paminal. Jadi ya udah siap,” kata Raditya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (21/11).
Raditya menyebut, dirinya menyambangi ke ruangan Benny Ali yang saat itu menjabat sebagai Karo Provos Propam Polri. Dalam ruangan polisi berpangkat brigadir jenderal itu, ia langsung mengakses CCTV di sana.
Pada saat itu, Benny sedang tidak ada di tempat. Maka dari itu, tiga titik CCTV di ruang pemeriksaan langsung diakses oleh Raditya.
Menurut Raditya, timsus juga sempat mengambil CCTV pada 8 dan 9 Juli itu. Ia kemudian menelepon terdakwa Hendra Kurniawan untuk meminta kode akses.
“Lalu saya copy di flashdisk dan saya serahkan ke timsus, Kombes Rachmad Pamudji,” ujar Raditya.
Selain timsus, dari Bareskrim Polri juga hendak mengambil CCTV dengan menghubungi terdakwa Hendra. Maka dari itu, Hendra menyampaikan permintaan tersebut ke Raditya.
Ia kemudian memberikan hasil unduhan DVR ke flashdisk seperti yang diberikan ke timsus.
“Selang seminggu ada dari tim Bareskrim, itu meminta lagi ke Biro Paminal lewat Pak HK nelpon ke saya lagi ‘Tolong difasilitasi untuk pengambilan back-up rekaman’, ucap Radiya.
Pada rekaman tersebut, terlihat ada Agus Nur Patria, Ricky Rizal, Richard Eliezer, dan Kuat Ma'ruf tiba di Biro Paminal pukul 22.30 WIB. Mereka tengah memperagakan sesuatu, bahkan ada gerakan serupa yang dilakukan sebanyak dua kali.
“Setelah memperagakan dua kali mereka istirahat sampai 3.30 WIB subuh mereka istirahat. Tidak ada peristiwa lain yang terekam di situ,” ujarnya.