close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Dokumentasi Polri
icon caption
Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Dokumentasi Polri
Nasional
Rabu, 10 Agustus 2022 07:23

Keterlibatan Ferdy Sambo di kasus Brigadir J dinilai ujian terberat Kapolri

Hendardi menyebut, Listyo Sigit lulus melewati ujian di tengah kondisi menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
swipe

Ketua Setara Institute Hendardi pengungkapan keterlibatan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dalam kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J merupakan ujian terberat yang dihadapi oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Hendardi menyebut, Listyo Sigit lulus melewati ujian di tengah kondisi menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

"Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah melewati di tengah menurunnya kepercayaan publik pada institusi polri, kasus ini sungguh menjadi ujian terberat bagi Kapolri, meskipun akhirnya Jenderal Listyo Sigit Prabowo lulus dari ujian tersebut," ujar Hendardi kepada Alinea.id, Selasa (9/8) malam.

Hendardi mengatakan, penetapan Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J oleh Tim khusus yang dibentuk Kapolri telah membuktikan bahwa diplomasi kejujuran, transparansi dan kinerja berbasis data, telah mengantarkan pada kesimpulan dan fakta dengan bukti permulaan yang cukup. Bahwa telah terjadi pembunuhan atas Brigadir J yang melibatkan Ferdy Sambo.

"Pada awalnya Polri sempat terkesan sangat berhati-hati, karena peristiwa tersebut menyangkut perwira tinggi Polri yang juga berprestasi dan adanya suatu upaya menghalangi proses penegakan hukum (obstruction of justice). Belum lagi semburan informasi menyangkut kasus ini yang sangat massif membuat proses penyidikan sempat terhambat," katanya.

Hendardi berpendapat, pengungkapan keterlibatan Ferdy Sambo dalam peristiwa pembunuhan ini menjadi pembelajaran sangat penting bahwa oleh faktor-faktor tertentu, anggota Polri dan juga penegak hukum lainnya, dapat saja terlibat suatu perbuatan yang melanggar hukum.

"Dalam sebuah korps, naughty cop dan clean cop akan selalu ada," jelas dia. 

Akan tetapi, lanjut Hendardi, sebagai sebagai sebuah instrumen penegakan hukum, institusi Polri tetap harus menjalankan tugas legal dan konstitusionalnya menegakan keadilan. Polri harus diawasi dan dikritik tetapi sebagai sebuah mekanisme tentu harus dipercaya.

Dia mengatakan, langkah maju Polri dalam penanganan kasus ini telah memutus berbagai spekulasi dan politisasi yang mengaitkan peristiwa ini dengan banyak hal di luar isu pembunuhan itu sendiri. 

Di samping itu, meskipun motif pembunuhan itu mungkin belum terungkap, tetapi penetapan tersangka atas Ferdy Sambo telah memusatkan kepemimpinan penyidikan Polri mengalami kemajuan signifikan dan memutus politisasi oleh banyak pihak yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan politik dan keamanan.

"Capaian ini bukan hanya ditujukan untuk menjaga citra polri semata tetapi yang utama menunjukkan bahwa kinerja instrumen keadilan ini masih bekerja dan dipercaya," pungkas Hendardi.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan