Indonesia tengah menghadapi dua peperangan. Peperangan melawan pandemi, dan peperangan dalam ekonomi. Dalam konteks terakhir, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), M. Arsjad Rasjid berharap masjid dapat mengambil peran sebagai pusat inovasi untuk mendorong kemajuan ekonomi. Salah satunya mendorong lahirnya para pengusaha baru.
“Kalau bicara tentang perang melawan pandemi, bagaimana kita bisa menyehatkan dulu, karena tanpa kita memulihkan kesehatan dan fokus terhadap ini, roda ekonomi tidak bisa berjalan. Yang kedua, adalah bagaimana kita perang secara ekonomi, karena apa yang terjadi pada saat ini setiap negara di dunia ini mempunyai tantangan dan masalah yang sama, dan setiap negara harus bisa keluar dan memulihkan ekonominya,” urai Arsjad Rasjid..
“Kita harus melihat bagaimana masjid ini, bukan hanya untuk beribadah tapi juga menjadi tempat untuk bersosialisasi bersama, dari sisi ini kami di Kadin berbicara dari perspektif ekonomi,” ujarnya.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam diskusi Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), bersama dengan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI). Diskusi itu digelar dalam rangkaian acara Tablig Akbar Maulid Nabi ﷺ 1443 H dan Talkshow "Meneladani Rasulullah ﷺ dalam Membangun Peradaban yang Berpusat dari Masjid". Acara diselenggarakan secara virtual pada Selasa (19/10).
Arsjad menilai saat ini, meski dalam suasana PPKM, optimisme harus terus ditumbuhkan untuk menatap tantangan ekonomi ke depan baik itu dalam ekonomi konvensional maupun Syariah. Ia juga menyambut baik UU Cipta Kerja sebagai suatu sarana reformasi dalam bidang ekonomi yang memudahkan pelaku usaha dan mendorong penciptaan lebih banyak lapangan pekerjaan yang pada akhirnya dapat mengurangi kemiskinan.
“Dengan adanya UU Cipta Kerja kita bisa melakukan usaha lebih mudah, tapi yang lebih utama adalah bagaimana kita bisa menciptakan lebih banyak lagi usahawan atau pengusaha. Kita harus membangun UMKM di Indonesia, dan UMKM di Indonesia ini berkontribusi lebih dari 60% dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan sempat berkontribusi lebih dari 90% untuk menciptakan lapangan pekerjaan,” tambahnya.
Untuk menumbuhkan UMKM perlu adanya upaya untuk menciptakan para usahawan baru. Dalam hal ini, masjid-masjid dapat diberdayakan menjadi pusat aktivitas melahirkan banyak pengusaha melalui program edukasi dan mentoring.
“Upaya ini tidak bisa kita lakukan sendiri, tapi disinilah kata-kata gotong royong, bagaimana kita bersama-sama (bergerak) dengan masjid, dewan masjid, ekonomi syariah, dan semua pemangku kepentingan. Bahwa ini adalah tugas kita bersama untuk menciptakan lebih banyak pengusaha, pengusaha muslim, supaya (jumlahnya) bukan hanya 1% tetapi harapan kita pemerataan yang ada terhadap itu semua,” tutupnya.
Ahli Ekonomi Syariah dan Komisaris Utama BSI (Bank Syariah Indonesia) Adiwarman Azwar Karim, dalam kesempatan yang sama juga memberikan motivasi agar umat Islam khususnya komunitas masjid lebih proaktif membangun ekonomi umat. Ia menyampaikan kisah bahwa Rasulullah ﷺ juga memperhatikan persoalan ekonomi, selain berdakwah.
“Sewaktu tiba di Madinah setelah membangun masjid, rupanya Rasulullah ﷺ membangun pasar. Jadi, pasar ini adalah sunnah seperti halnya dengan berdagang, dan menjadi salah satu kunci agar umat Islam bisa menguasai ekonomi, adalah dengan bisa menguasai pasar,” tambah Adiwarman.