Majelis Ulama Indonesia atau MUI mengimbau orang tua tidak perlu takut untuk mengirimkan anak ke pondok pesantren. Kalaupun ada sesuatu yang terjadi di pesantren, itu terjadi di luar kontrol pesantren.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menyatakan itu merespons meninggalnya seorang santri di Pondok Pesantren Gontor 1, Ponorogo, Jawa Timur. Santri bernama Albar Mahdi, asal Palembang, Sumatera Selatan, itu meninggal diduga karena dianiaya senior.
"Tentu kita ikut prihatin dengan kejadian di Gontor dan mungkin di beberapa pesantren lain," kata Cholil, dikutip dari lama MUI, Kamis (8/9).
Cholil menyebut kekerasan yang berujung pada kematian tersebut merupakan di luar kehendak manusia dan kontrol pesantren. Karena itu, ia meminta pada setiap pondok pesantren untuk meningkatkan pengawasan dan kontrol pada setiap santri.
"Mungkin dari sekian ribu, bahkan kalau Gontor, sekian juta santri/satriwati jumlahnya. Inilah mungkin peristiwa yang tidak diinginkan," sambung dia.
Cholil meminta kepada orang tua tidak perlu takut memasukkan anak ke pondok pesantren. Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah ini menilai, mayoritas santri di Gontor masih bisa dikontrol.
Ini, kata dia, terbukti hasilnya dari alumni Gontor yang bisa mewarnai dunia. "Bukan hanya mewarnai Indonesia. Pejabat, wamenlu, menteri agama, dan beberapa sektor banyak yang alumni Gontor," kata dia.
Bagi Cholil, kalau pun terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di pondok pesantren, hal itu sangat kecil kemungkinan yang di luar batas penjagaan manusia. "Silakan bapak/ibu untuk memasukkan (anak) pada pondok pesantren. Percayalah pesantren memegang amanah," klaim dia.