Abdul Rajab, 61 tahun, tak pernah mengira bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meskipun hanya berbincang sebentar dengan Jokowi, Rajab mengaku tersentuh nasibnya diperhatikan orang nomor satu di republik ini.
"Hanya ngobrol saja. Soalnya Pak Jokowi mau langsung ketemu Pak (BJ) Habibie setelah itu," ujar Rajab saat berbincang dengan Alinea.id di Jakarta, Sabtu (25/5).
Rajab merupakan salah satu pemilik warung kopi di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Bersama Ismail--yang juga berprofesi sebagai pedagang kaki lima--Rajab diundang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden, Jumat (24/5) lalu.
Rajab dan Ismail 'tenar' karena warung mereka dijarah para perusuh dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, dua hari sebelumnya. Ketika itu, Rajab mengaku pasrah warungnya jadi sasaran amuk massa yang diusir aparat kepolisian dari area Gedung Bawaslu.
Musibah yang dialami Rajab ternyata sampai ke telinga Jokowi. Lewat seorang petugas pembinaan masyarakat (Binmas) setempat, undangan formal dari Jokowi disampaikan kepada Rajab. "Kamu dipanggil Bapak Presiden. Pakaiannya harus batik," ujar Rajab mengulangi perkataan petugas Binmas itu.
Rajab kaget tiba-tiba diundang ke Istana. Lantaran tak punya pakaian yang pantas, ia mengaku bahkan harus meminjam baju batik kepada salah satu temannya.
Sekira pukul 14.00 WIB, Rajab dan Ismail dijemput oleh mobil patroli dan bertolak ke Kantor Presiden. Jokowi langsung menyambut mereka berdua. Selama 25 menit, ketiganya berbincang santai.
"Dia (Jokowi) nanya, 'Kenapa bisa kena jarah?' Kita jawab, 'Massa sudah banyak dan tidak tertolong. Kalau dipertahankan, nanti malah kita jadi korban'," ujar Rajab.
Usai menuturkan nahas yang mereka alami, menurut Rajab, Jokowi mengungkapkan rasa simpatinya. Presiden, lanjut Rajab, mengaku sedih atas nasib yang menimpa pedagang-pedagang kecil seperti Rajab dan Ismail.
"Saya sampaikan kalau bisa kerusuhan seperti ini jangan sampai terjadi lagi. Pak Jokowi sendiri orangnya santai. Hanya luar biasa saja dia memperhatikan rakyat kecil seperti saya," tutur Rajab.
Rajab mengaku menderita kerugian hingga Rp50 juta karena warungnya dijarah massa. Untungnya, lanjut dia, kerugian akibat penjarahan itu diganti oleh Jokowi.
"Beliau kasih kami uang. Yang pasti cukup untuk menutup rugi saya. Cukuplah untuk modal awal," kata Rajab tanpa merinci jumlah duit yang ia terima.
Dengan dana bantuan itu, Rajab mengatakan, ia akan membangun kembali warungnya yang dirusak perusuh. "Senin depan saya akan mulai jualan lagi. Warung akan saya betulin. Nanti, tinggal beli barang dagangan saja," ujarnya.