close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Fahri Hamzan dan Anis Matta. Sumber: twitter.com/partaigeloraid
icon caption
Fahri Hamzan dan Anis Matta. Sumber: twitter.com/partaigeloraid
Nasional
Sabtu, 02 Januari 2021 17:20

Partai Gelora: Kita belum menyentuh titik nadir dari perjalanan krisis ini

Ancaman keresahan sosial akibat tekanan ekonomi saat ini, bisa saja tidak terkendali
swipe

Indonesia baru saja melewati 2020, yang diyakini sebagai tahun pembuka dari sebuah krisis yang diperkirakan berlangsung panjang dan bersifat multidimensi. 

"Kita memasuki tahun kedua dari krisis akibat pandemi Covid-19. Namun kita belum menyentuh titik nadir dari perjalanan krisis ini. Karena itu, inilah momen terbaik bagi seluruh elemen bangsa untuk rekonsiliasi. Sehingga kita bisa berkonsolidasi menghadapi tantangan yang lebih besar lagi," kata Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta dalam keterangannya, Sabtu (2/1).

Ancaman keresahan sosial akibat tekanan ekonomi saat ini, menurut Anis Matta, bisa saja tidak terkendali dan akan menimbulkan himpitan hidup semakin berat dan memprihatinkan. 

"Karenanya kita membutuhkan jaring-jaring sosial yang kuat yang dibangun dari rekonsiliasi dan komunikasi yang terbuka dari seluruh elemen bangsa," katanya. 

Di tengah semua itu, Anis Matta berharap ada upaya terus saling menguatkan, bahwa demokrasi adalah hak mendasar yang tidak boleh dihilangkan. 

Perbedaan pendapat harus diselesaikan dalam koridor hukum, bukan dengan pendekatan kekuasaan. Sebab, pendekatan kekuasaan melemahkan sendi-sendi demokrasi. 

Anis matta mengajak semua pihak untuk fokus mencari peluang, sehingga bisa berbuat dan memperbaki krisis agar segera berakhir di 2021

"Apa yang bisa kita kontribusikan agar situasi lebih baik? Apa kolaborasi yang bisa kita bangun bersama? Itulah fokus dan spirit kita di 2021," katanya. 

Sementara Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menilai, 2021 sebagai tahun ketiga tahun politik menjelang Pemilu 2024, sehingga perlu mendapatkan perhatian serius . Hal ini diharapkan bisa menjadi upaya semua pihak untuk memperbaiki diri sendiri, sebelum memperbaiki masyarakat, bangsa dan negara.

 "Saat pandemi ini kita melakukan menjaga jarak dengan orang lain. Nah, di 2021 kita perlu berusaha untuk menjaga jarak di sosial media, menjaga jarak dari keributan di sosial media. Tidak berguna ribut terus. Marilah reorientasi cara berinteraksi di sosial media," kata Fahri.

Untuk melakukan perubahan itu, harus dimulai dari diri sendiri. Bukan dari orang lain dengan memulai hal-hal kecil yang tidak memerlukan bantuan orang lain, apalagi bantuan masyarakat atau negara. Selain itu, negara terkadang tidak bisa diandalkan untuk melakukan hal tersebut, karena mengalami krisis kepercayaan. 

"Terlalu banyak yang tidak bisa diandalkan di luar sana. Politisinya tidak bisa diandalkan, pejabatnya dari semua tingkatkan juga tidak bisa diandalkan, dan pemerintah kadang-kadang juga tidak bisa diandalkan. Karena itu, kita harus mengandalkan diri  sendiri. Kita mulai dari diri sendiri," tandas Fahri

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan