Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) kembali memprovokasi dengan menyerang Pos TNI Sabtu (10/10) di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga. Namun TNI tidak membalas serangan tersebut karena khawatir terkena masyarakat sipil.
"TNI bertindak profesional dengan tetap siaga dalam kedudukan pertahanannya dan terus mengintai arah datangnya tembakan. TNI akan membalas tembakan dengan terbidik bila anggota KKSB yang melakukan tembakan telah teridentifikasi dengan pasti untuk menghindari jatuhnya korban sipil di sekitar tempat kejadian. Hal ini juga dilakukan personel TNI lainnya yang bertugas di setiap tempat di Papua," papar Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/10).
Suriastawa mengatakan, ada fenomena menarik dari taktik yang dimainkan KKSB akhir-akhir ini dengan berusaha memprovokasi TNI-Polri di setiap tempat, waktu dan kesempatan dan menyerang di tengah-tengah keramaian masyarakat sipil. KKSB berharap agar TNI-Polri membalas tembakan sehingga bila jatuh korban masyarakat sipil akan menjadi bahan fitnah dan berita bohong KKSB bahwa para korban dibunuh oleh TNI.
Seperti diketahui, serangan KKSB Papua terhadap aparat negara dan masyarakat sipil beberapa bulan terakhir semakin mengganas. Dimulai dari penembakan terhadap dua tenaga kesehatan penanganan Covid-19, yakni Almanek Bagau (luka tembak) dan Heniko Somau (tewas di tempat) pada Jumat (22/5) di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya. Penembakan petani bernama Yunus Sani (tewas) pada Jumat (29/5) di Kampung Magataga, Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya.
Kemudian penembakan warga bernama Laode Zainudin (luka tembak) pada Sabtu (15/8) di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Penembakan dua warga sipil berprofesi tukang ojek bernama Laode Anas (kemudian meninggal dunia) dan Fatur Rahman (luka tembak) pada Senin (14/9) di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Selain itu, pembunuhan warga sipil berprofesi tukang ojek bernama Badawi (tewas di tempat) dan penembakan anggota TNI bernama Serka Sahlan (tewas di tempat) pada Kamis (17/9) di Kampung Hitadipa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Penyerangan Koramil Persiapan Hitadipa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada Sabtu (19/9 yang menewaskan anggota TNI bernama Pratu Dwi Akbar Utomo.
Ada juga penembakan Pendeta Yeremia Zanambani (kemudian meninggal dunia) pada Sabtu sore (19/9) Kampung Hitadipa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Penembakan polisi dan transportasi di sekitar Bandara Bilorai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada Jumat (18/9) dan Jumat (25/9).
Serta penembakan ke arah Kodim Persiapan Kabupaten Intan Jaya pada Senin (5/10). Penembakan pos TNI di Pasar Baru Kenyam Kabupaten Nduga pada Selasa (6/10) yang menewaskan warga sipil bernama Yulius Wetipo. Serta penyerangan terhadap rombongan TGPF di tanjakan Wabogopone, Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada Jumat (9/10) yang mengakibatkan anggota Tim bernama Bambang Purwoko (Dosen UGM) dan tim pengamanan bernama Sertu Faisal Akbar menderita luka tembak. Serta pada Sabtu (10/10), KKSB melakukan serangan ke Pos TNI di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.
"Rangkaian kekerasan yang dilakukan KKSB ini terlihat semakin brutal dan gelap mata, tidak lagi memperhatikan siapa yang menjadi korban. Hal ini sangat disesalkan karena ini berarti pelanggaran terhadap HAM dan nilai-nilai kemanusiaan. Masyarakat sipil adalah pihak yang perlu dilindungi oleh semua pihak," ucap dia.