Kepolisian menjelaskan peristiwa bentrok di Rempang yang mengakibatkan sejumlah anak sekolah terkena gas air mata. Peristiwa ini terjadi antara aparat gabungan TNI, Polri, dan Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP terlibat bentrok dengan warga Rempang, Batam, Kamis (7/9).
Kabidhumas Polda Kepri Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, saat relokasi di Rempang, ada sekelompok masyarakat asing yang menghambat arus lalu lintas dan jalan warga setempat. Saat diperiksa, aparat menemukan alat-alat ketapel, batu, senjata tajam, dan molotov.
"Kepolisian itu dalam rangka upaya preventif. Semua tidak ada yang menggunakan senjata api maupun senja tajam," katanya saat dihubungi, Kamis (7/9).
Masyarakat kemudian menyerang aparat yang langsung direspons dengan semprotan water cannon maupun gas air mata. Sayangnya, upaya pelumpuhan dengan kedua instrumen itu berdampak kepada anak sekolah.
"Karena lokasi mereka (anak sekolah) berdiam atau dalam mempertahankan lingkungannya atau perlintasan itu sebelahan dengan sekolah apalagi daerah Kepulauan Riau yang jembatan yang dilalui itu berbatasan dengan perairan. Angin itu cukup kencang mengakibatkan arah semprotan tes air mata ke salah satu sekolah yang tengah ada kegiatan belajar mengajar," ungkapnya.
Kronologis ini, kata Pandra, membeberkan situasi yang sebenarnya. Yakni, tidak ada unsur kesengajaan dari aparat untuk menyerang apalagi anak sekolah.
"Jadi tidak benar, kabar petugas melakukan upaya upaya mengejar dan sebagainya ke arah sekolah. Semua kondisi anak sekolah yang berjumlah 11 orang itu dalam keadaan sehat. Masih di rumah sakit. Sudah dilakukan pemulihan tidak sampai fatal," ucapnya.
Dilansir dari Antara, bentrok itu terjadi saat proses pengukuran untuk pengembangan kawasan tersebut oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam. Keributan pecah saat petugas gabungan tiba di lokasi.
Keributan dipicu karena warga masih belum setuju dengan pengembangan kawasan tersebut yang merupakan kampung adat masyarakat Melayu. Akibat keributan tersebut, petugas terpaksa menembakkan gas air mata karena situasi yang tidak kondusif.
Antara melaporkan, beberapa siswa sekolah dibawa ke rumah sakit akibat terkena gas air mata yang terbawa angin. Lokasi anak-anak itu tidak jauh dari titik keributan.
"Ada belasan siswa yang saya tahu dibawa oleh ambulans ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Gas air mata itu tadi terbawa angin, karena ribut dekat dari sekolah kami," ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Muhammad Nazib.