Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengungkapkan, dari 1.262 orang pasien positif Covid-19 dalam klaster baru Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), hanya 17 orang yang mengalami gejala ringan. Sedangkan 1.245 sisanya merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Menurut Dewi, klaster ini perlu menjadi pelajaran berharga karena OTG sangat berpotensi menularkan Covid-19. “Jadi, kita memiliki OTG ramai-ramai. Daya tahan tubuh ini berperan penting mengalahkan penyakit ini, tetapi potensi OTG untuk menular tinggi sekali. Karena mereka tidak sadar kalau terinfeksi, yang ringan pun tidak sadar bahwa mereka terpapar Covid-19. Karena gejalanya ringan sekali, seperti masuk angin, batuk pilek biasa, bahkan ada yang gejalanya haus saja,” ujar Dewi dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (15/7).
Ribuan OTG berisiko tinggi jika menularkan Covid-19 kepada kelompok rentan. Untuk itu, para pasien Covid-19 klaster Secapa AD segera menjalankan isolasi mandiri selama 14 hari.
Berkaca dari klater Secapa AD tersebut, Dewi mengingatkan tingginya risiko penularan Covid-19 dalam kegiatan berbentuk seperti asrama, boarding school, hingga pesantren.
Potensi penularan kegiatan berasrama itu terjadi karena mengumpulkan banyak orang dalam suatu tempat dengan sirkulasi udara yang buruk. Imbasnya, laju penularan Covid-19 semakin cepat dan mudah menyebar ke banyak orang.
Secapa AD, jelas dia, telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Namun, terdapat banyak titik kritis yang berpeluang menyebarkan Covid-19. Misalnya, melepas masker saat makan siang.
Sebelumnya, klaster Secapa AD mengejutkan banyak pihak karena membuat penambahan kasus positif meningkat tajam pada Kamis (9/7).
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, sebanyak 1.262 orang terpapar Covid-19 di Secapa AD, Bandung, Jawa Barat.
Kondisi kesehatan 17 pasien Covid-19 bergejala ringan kluster Secapa AD kini dikabarkan telah membaik. Demikian pula dengan 1.245 pasien OTG yang menjalani swakarantina di sekolah juga dilaporkan membaik setelah Kementerian Kesehatan melakukan pemantauan pada Jumat (10/7).