Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) diminta turut berperan dalam mengatasi kondisi air dan udara yang kian memprihatinkan bahkan masuk kategori tidak sehat. Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah pusat adalah melakukan kajian atas masalah tersebut.
"Kita ketahui penjelasan-penjelasan dari tahun ke tahun, kan, itu ada kombinasi dari aktivitas industri, apakah itu PLTU, kendaraan umum, dan sebagainya. Tapi, juga mungkin siklus angin yang kita sudah memasuki angin dari timur, yang bisa memperparah kondisi polusi," ucap Wakil Ketua Komisi IV DPR, G. Budisatrio Djiwandono, saat rapat kerja bersama KLHK di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Senin (12/6).
Ia bahkan meminta masalah ini sebagai fokus utama KLHK. Apalagi, politikus Partai Gerindra itu mengaku, belum pernah melihat adanya studi atau kajian ilmiah yang disertai solusi tentang pencemaran air dan udara.
"Kita bicara ini bukan karena cuma di Jakarta, ya. Tapi, kita mau ini menjadi perhatian untuk daerah-daerah lain yang bisa memperkuat potensi memperparah kondisi udara," katanya, melansir situs web DPR.
Menurut Budisatrio, terobosan dan gagasan pengendalian pencemaran lingkungan oleh KLHK sangat diperlukan. Pangkalnya, aktivitas masyarakat di luar ruang, terutama berolahraga, telah bergeliat seiring melandainya kasus Covid-19 di Tanah Air.
"Saya minta ini ada terobosan dan gagasan dari KLHK, ada studi ada kajian ilmiah dan langkah ke depan ini apa? Kita tahulah mungkin ada pengurangan-pengurangan penggunaan apakah itu kendaraan-kendaraan pribadi dan lebih ke kendaraan umum, penggunaan lebih banyak kendaraan listrik, dan juga mungkin penanaman-penanaman pembukaan ruang terbuka hijau (RTH) lebih banyak lagi, penanaman mangrove di sekitar teluk Jakarta," tuturnya.
"Ini, kan, bisa menjadi perhatian khusus. Saya minta ini menjadi perhatian kita bersama," ujar dia.