Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan 3.103 anggota komponen cadangan (komcad) di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) di Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar), pada Kamis (7/10). Ini merupakan gelombang pertama.
Dalam sambutannya, Jokowi menyatakan, masa aktif komcad tidak setiap hari karena hanya dikerahkan apabila negara dalam keadaan darurat militer atau perang. Ketika itu terjadi, komcad akan dimobilisasi presiden dengan persetujuan DPR, sedangkan komando dan kendalinya di Panglima TNI.
"Artinya, tidak ada anggota komando cadangan yang melakukan kegiatan mandiri," katanya, beberapa saat lalu. "Perlu saya tegaskan, komando cadangan tidak boleh digunakan untuk lain kecuali kepentingan pertahanan, komponen cadangan hanya untuk kepentingan pertahanan dan kepentingan negara."
Sebelum ditetapkan, sebanyak 3.103 anggota komcad tersebut mengikuti pendaftaran pada 17-31 Mei 2021, lalu seleksi 1-17 Juni, pelatihan dasar kemiliteran 21 Juni-18 September.
Mereka berasal dari Resimen Induk Kodam (Rindam) Jaya 500 orang, Rindam III/Siliwangi 500 orang, Rindam IV/Diponegoro 500 orang, Rindam V/Brawijaya 500 orang, Rindam XII/Tanjungpura 499 orang, dan Universitas Pertahanan (Unhan) 604 orang.
"Saya ucapkan terima kasih kepada saudara-saudara yang telah mendaftar secara sukarela, telah mengikuti seleksi, dan latihan dasar kemiliteran secara sukarela. Dan hari ini saudara-saudara ditetapkan sebagai anggota komponen cadangan," tuturnya.
Setelah ditetapkan, terang Jokowi, para anggota komcad kembali ke profesi masing-masing. "Anggota komando cadangan tetap berprofesi seperti biasa," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Presiden melanjutkan, kedaulatan negara, keutuhan NKRI, serta keselamatan bangsa dan rakyat Indonesia adalah segala-galanya. Karenanya, semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam setiap bela negara serta usaha mempertahankan negara.
Apalagi, Indonesia menerapkan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya. Oleh karena itu, TNI sebagai komponen utama (komput) perlu didukung komcad dan komponen pendukung (komduk).
"Penetapan komponen cadangan ini akan semakin memperkokoh Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta kita," tegasnya.
Pada saat yang sama, terang Presiden, pemerintah sedang memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) secara menyeluruh pada seluruh matra, yakni darat, laut, dan udara.
"Kita juga punya putra-putri yang tidak kalah kemampuannya di bidang sains dan teknologi. Ilmuwan-ilmuwan kita, insinyur-insinyur kita sedang melakukan penelitian dan pengembangan di berbagai bidang strategis," paparnya.
Dicontohkannya dengan pembangunan frigat dan peluru kendali untuk pertahanan udara dan laut. "Serta dalam pembangunan kapal selam Indonesia," tutup Presiden.