Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengklaim, mendorong pengembangan pelayanan kesehatan melalui digital (telemedis). Sistem tersebut dianggap efektif diterapkan di tengah pandemi coronavirus baru (Covid-19).
"Penggunaan layanan telemedis juga dapat membantu penaganan Covid secara lebih luas. Cara ini misalnya bisa membantu medeteksi hingga ke tahapan apakah seorang pasien harus menjalani tes PCR atau tidak," kata Menkominfo, Johnny G. Plate, dalam webinar "Telemedisin untuk Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan" yang disiarkan di YouTube Kominfo, Sabtu (22/8).
Menurutnya, percepatan transformasi digital nasional mampu memperbaiki kualitas layanan telemedis. Bahkan, dapat menjangkau daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Meski demikian, Kominfo belum merampungkan pembangunan infrastruktur 4G. Sehingga, layanan tersebut tidak merata di Indonesia.
Berdasarkan data Kominfo, terdapat 12.548 desa/kelurahan dan sekitar 156.000 titik layanan publik belum terjangkau internet, terkhusus di wilayah 3T. Johnny pun berjanji, Kominfo akan menuntaskan pembangunan sarana tersebut guna meningkatkan layanan telemedis.
"Internetifikasi rasio yang ingin ditingkatkan, disparitas internet antarorang, antarwilayah ingin ditekan dan internet yang berkecepatan tinggi," tuturnya.
Di sisi lain, Johnny menilai, pandemi mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan layanan kesehatan. Menurutnya, publik lebih dominan menggunakan telemedis untuk konsultasi kesehatan.
Dia lantas mengutip data McKinsey pada 2000, di mana 44% responden telah beralih dari konsultasi tatap muka ke daring (online). Riset lain menujukkan, lonjakan hingga ratusan persen penggunaan telemedis oleh masyarakat.
"Terjadi lonjakan kunjungan ke aplikasi telemedis 600% selama masa pandemi, berdasarkan penelitian Katadata tahun 2020," papar Jhonny.