close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Anggota Komisi I DPR Effendi Muara Sakti Simbolon dalam rapat Komisi I DPR RI dengan Dewan Direksi LPP TVRI, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (27/1/2020). Foto: dpr.go.id/Naifuroji/Man
icon caption
Anggota Komisi I DPR Effendi Muara Sakti Simbolon dalam rapat Komisi I DPR RI dengan Dewan Direksi LPP TVRI, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (27/1/2020). Foto: dpr.go.id/Naifuroji/Man
Nasional
Kamis, 01 September 2022 20:20

Komisi I DPR panggil Panglima TNI soal kasus mutilasi di Papua pekan depan

Rapat dengar pendapat (RPD) dengan Andika dan Dudung digelar pekan depan.
swipe

Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon mengatakan, komisinya menjadwalkan pemanggilan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung, terkait kasus mutiliasi empat warga Papua di Timika. Rapat dengar pendapat (RPD) dengan Andika dan Dudung digelar pekan depan.

"Kami sangat mengutuk itu perbuatan dari para prajurit dan perwira. Ini kan kita harus tahu, kami minta Panglima TNI Jenderal Andika dan Kepala Staf Angkatan Darat jenderal dudung untuk memberikan penjelasan pertanggungjawabannya," ujar Effendi di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/8).

Menurut dia, kasus mutilasi tersebut harus diusut tuntas dengan membentuk tim khusus (timsus). Usulan agar pemerintah membentuk timsus telah disampaikan Effendi beberapa jam sebelumnya dalam rapat kerja dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Karena ini kan sangat serius. Ada satu kejadian yang luar biasa dilakukan oleh oknum. Ya, oknum dari TNI yang melakukan dugaan pembunuhan yang sadis. Mutilasi itu kan pembunuhan yang sangat sadis," kata politikus PDIP itu.

Effendi menilai, selain pelanggaran yang luar biasa, kasus mutilasi tersebut merupakan sebuah konspirasi. Karena itu, perlu ada penjelasan detail dari Panglima TNI dan KSAD.

"Dan saya kira ini ada konspirasi, dugaan saya. Karena ini ada juga nilai transaksi, nilai-nilai. Dugaan ya, kegiatan lainnya ada suplai transaksi senjata. Ada kemungkinan juga urusan ekonomi, narkoba," katanya.

Selain itu, Effendi mengatakan, kasus ini perlu dilakukan investigasi secara serius, sebab mutilasi itu terjadi di wilayah Papua yang sensitif secara politik.

"Kita harus melihat ini sangat-sangat serius karena bukan hanya pembunuhan semata masalah mutilasi, yang sudah sangat mengerikan dan itu dilakukan di Papua diduga sensitif kembali," pungkas dia.

Sebelumnya, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa, mengatakan, enam anggota TNI-AD yang bertugas di Brigif 20 Kostrad diduga terlibat dalam kasus pembunuhan di Timika.

"Keenam prajurit sudah ditahan di Den POM Timika. Motif dan latar belakangnya masih didalami,” kata Mayjen TNI Teguh Angkasa di Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Senin (29/8).

Teguh Angkasa mengakui Panglima TNI dan KSAD telah memerintahkan untuk melakukan pemeriksaan dan investigasi terhadap kejadian tersebut.

Kodam XVII Cenderawasih telah bekerja sama dengan Polda Papua untuk mengungkap fakta yang terjadi karena hukum harus ditegakkan.

"Bahkan tim sudah melakukan pemeriksaan terhadap keenam prajurit," kata Teguh Angkasa.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan