close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wakil Ketua Komisi VIII DPR meminta penayangan film His Only Son di bioskop Indonesia disetop. Twitter/ovthour
icon caption
Wakil Ketua Komisi VIII DPR meminta penayangan film His Only Son di bioskop Indonesia disetop. Twitter/ovthour
Nasional
Selasa, 12 September 2023 13:21

Komisi VIII DPR minta penayangan film His Only Son disetop

Film His Only Son, yang diproduksi Amerika Serikat (AS), dirilis 30 Agustus di bioskop Indonesia.
swipe

Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily, meminta penayangan film His Only Son di bioskop Indonesia disetop. Dalihnya, plot dalam film tidak sesuai dengan cerita Nabi Ibrahim versi Islam. 

"Film His Only Son di Indonesia sebaiknya dihentikan atau banned. Narasi film ini penuh dengan kontroversi. Muatan film ini tidak seperti pemahaman selama ini tentang sejarah Nabi Ibrahim as yang diyakini umat Islam," katanya dalam keterangannya, Selasa (12/9).

Film His Only Son, yang diproduksi Amerika Serikat (AS), dirilis 30 Agustus di bioskop Indonesia. Film terinspirasi dari kisah Abraham dalam Alkitab. Abraham diuji keimanannya oleh Tuhan lewat perintah melalui mimpi agar mempersembahkan putra tunggalnya, Isaac, di Gunung Moria.

Ace berpendapat, film itu bisa menyesatkan orang Islam. Sebab, Islam meyakini Nabi Ibrahim punya dua anak, Nabi Ismail dan Nabi Ishak. Ismail putra Ibrahim dan Siti Hajar tidak diakui dalam film tersebut.

"Jika peredaran film ini hanya ditujukan pada kalangan terbatas, seperti keyakinan agama tertentu, masih kami pahami. Tapi, jika film ini beredar luas, maka akan menimbulkan pemahaman sejarah yang menyesatkan menurut keyakinan agama Islam di Indonesia," tuturnya.

Ia mengingatkan, Ismail merupakan sosok yang penting dalam Islam. Pangkalnya, Ismail menurunkan Nabi Muhammad saw sebagai pembawa ajaran Islam.

"Jika pemahaman seperti yang tergambar dalam film ini beredar luas, maka sesungguhnya sama saja dengan meniadakan keterkaitan ajaran Islam dengan sejarah Nabi Ibrahim as," ucap politikus Partai Golkar itu.

"Oleh karena itu, saya minta kepada pihak terkait sebaiknya film ini ditarik peredarannya dari bioskop di Indonesia, termasuk juga dari berbagai media penayangan film di Indonesia. Saya juga mendesak pihak Kominfo untuk turun mengkaji peredaran film ini," ucap Ace.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan