Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti memandang kejadian penyerangan di Kantor Polres Jeneponto adalah sebuah ironi. Lantaran, bangunan kantor milik negara diserang dan dirusak oleh orang-orang yang merupakan oknum aparat negara.
Poengky mengatakan, penyerangan itu telah dilakukan oleh oknum TNI dengan berbagai lemparan batu. Bahkan, sampai mengakibatkan jatuhnya korban luka dan luka parah.
"Tindakan kekerasan tersebut sama sekali tidak mencerminkan tindakan aparatur negara yang bertanggung jawab dan bukan merupakan tindakan yang ksatria," kata Poengky kepada Alinea.id, Sabtu (29/4).
Poengky menyebut, tindakan aparat negara dengan mengatasnamakan jiwa korsa untuk menyerang sangat berbahaya. Kekeliuran ini seakan membenarkan kekerasan bukanlah bagian dari tindak pidana.
"Jika motifnya terkait sakit hati akibat kesalahpahaman, maka seharusnya diselesaikan melalui musyawarah atau melalui jalur hukum. Bukan dengan main hakim sendiri secara keroyokan dan melakukan pengrusakan," ujarnya.
Poengky mengingatkan, karakter aparat seperti itu harus ditindak tegas dengan membuat efek jera dan demi penegakan hukum.
Oleh sebab, tindak kekerasan yang dilakukan para pelaku semata-mata merupakan tindakan oknum. Bukan merupakan tindakan institusi.
Reformasi TNI harus terus berjalan. TNI dan Polri harus tetap solid dan bersinergi untuk melindungi Rakyat dan mengamankan agenda-agenda penting nasional.
"Ada aturan hukum pidana, disiplin, dan kode etik yang perlu diterapkan kepada para pelaku," ucapnya.
Sebagai informasi, Kantor polisi kembali mendapatkan penyerangan dengan berbagai hujaman batu serta bom molotov, pada Kamis (27/4) dini hari waktu setempat. Kali ini giliran Polres Jeneponto yang menjadi korban.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Komang mengatakan, penyerangan berlangsung terhadap ruangan Propam Polres Jeneponto. Penyerangan dilakukan oleh kurang lebih 100 orang tidak dikenal (OTK).
"Benar (telah diserang). Oleh OTK," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (27/4).
Selain ruangan propam, Masjid Asy Syurti turut menerima hujaman tersebut. Bahkan, dalam penyerangan itu, terdengar beberapa bunyi tembakan'dari para pelaku.
Tidak lama, ditemukan korban tertembak pada bagian perut yakni, Bripka Musmuliadi. Polisi langsung mengevakuasi korban sambil berusaha menghalau serangan.