close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kelima komisioner KPK jilid V membacakan pakta integritas saat serah terima jabatan pimpinan dan Dewan Pengawas KPK di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat (20/12/2019). Foto Antara/Rivan Awal Lingga
icon caption
Kelima komisioner KPK jilid V membacakan pakta integritas saat serah terima jabatan pimpinan dan Dewan Pengawas KPK di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat (20/12/2019). Foto Antara/Rivan Awal Lingga
Nasional
Selasa, 29 Desember 2020 11:17

Komisioner KPK: ICW seperti mengidap diabetes

Terlepas dari itu, Ghufron meyakini, masyarakat lebih dewasa menilai kinerja KPK dibandingkan ICW.
swipe

Wakil Ketua Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron menganggap, Indonesia Corruption Watch (ICW) seperti orang mengidap diabetes. Pangkalnya, selalu membandingkan dengan periode komisi antirasuah sebelumnya.

Diketahui, ICW sebelumnya telah melayangkan kritik atas pujian Menteri Koordinator Hukum, Politik, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD terhadap kinerja Firli Cs lantaran KPK lebih bertaji dibandingkan periode pimpinan Agus Rahardjo.

"ICW ini seperti orang yang lagi ngidap diabet sehingga seleranya tidak bisa komprehensif. ICW tidal bisa nerima yang manis-manis, maunya yang asin-asin saja, karena kalau manis naik gula darahnya," ujar Ghufron, kepada wartawan, Selasa (29/12).

Menurut dia, ICW perlu melihat tugas dan fungsi (tusi) KPK secara utuh. Sebab, kerap menilai kinerja dari sisi penindakan. Karena itu, Gufron merasa, LSM antikorupsi itu telah mengabaikan tugas pencegahan dan pendidikan KPK.

"ICW mengabaikan kinerja pencegahan KPK, apalagi tusi mengedukasi masyarakat untuk sadar dan tidak berprilaku korup itu dianggap bukan KPK," ujar dia.

Terlebih, ICW tidak melihat konteks bekerja di tengah pandemi, yang mana hanya sebagian pegawai KPK aktif kerja dari kantor. "KPK dengan kekuatan 25% sumber daya manusia (SDM) yang bekerja mengawal dana Covid-19 tersebut mencapai hasil optimal," ucap dia.

Selain itu, KPK diklaim berhasil selamatkan potensi kerugian negara selama satu tahun ini senilai Rp592 triliun. Angka itu, diklaim Ghufron paling tertinggi dibandingkan dengan periode Agus Rahardjo.

Terlepas dari itu, Ghufron meyakini, masyarakat lebih dewasa menilai kinerja KPK dibandingkan ICW. "Sehingga apa yang disampaikan ICW akan bertentangan dengan kesadaran antikorupsi rakyat," ucapnya.

"Rakyat Indonesia orang yang sehat, sehingga baik yang manis, asin, maupun kecut harus dilahap. Rakyat ingin Indonesia bebas korupsi. Kalau ada tipikor rakyat ingin hukum diteggakan secara tegas dan adil," tambah dia.

Sebelumnya, ICW meminta Mahfud membaca data sebelum membandingkan kinerja KPK era Firli Bahuri Cs dengan periode sebelumnya. Pasalnya, kinerja komisi antirasuah terbilang merosot selama satu tahun kepemimpinan Firli Bahuri Cs.

Sementrara, Mahfud MD merasa KPK dibawah komando Firli Cs lebih bertaji dibandingkan pemimpin sebelumnya. Menurut dia, hal itu terbukti dari tahun pertama kepemimpinannya telah menangkap dua menteri Kabinet Indonesia Maju, Edhy Prabowo dan Juliari Batubara.

Karena itu, Mahfud merasa pencapaian serupa tidak dapat dilakukan di era kepemimpinan Agus Rahardjo Cs di periode sebelumnya.

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan