Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 diminta menambah alat polymerase chain reaction (PCR) guna menggenjot jumlah pengetesan di Jawa Barat (Jabar). Pangkalnya, upaya yang dilakukan kini belum ideal.
"Jabar tertinggi kedua dalam hal pengetesan setelah Jakarta. Namun karena penduduknya sangat banyak, kami meminta bantuan tambahan peralatan test seperti halnya PCR," kata Emil, nama panggilan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.
Dirinya menerangkan, terdapat 20 laboratorium pemeriksaan PCR di "Bumi Pasundan" dengan kapasitas 20.000 sampel per pekan. Dengan populasi sekitar 50 juta jiwa, idealnya bisa memeriksa 40.000 sampel setiap minggu.
Hingga 21 Agutus, sebanyak 1.121.602 orang se-Indonesia telah diperiksa. Sebanyak 149.408 di antaranya terpapar Covid-19. Artinya, tingkat kasus positif (positivity rate) 13,32%.
Sementara itu, Lapor Covid-19 mencatat, telah diambil 195.297 sampel Covid-19 di Jabar hingga 20 Agustus. Hasilnya, 8.988 orang terkonfirmasi positif.
Sementara itu, Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Jenderal TNI Andika Perkasa, menyatakan, pihaknya menemui Emil di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (21/8), untuk mendapatkan informasi terkini terkait pandemi.
"Kami akan himpun informasi ini dan melaporannya kepada ketua komite untuk membuat kebijakan-kebijakan. Kami yakin, gubernur sudah melaksanakan dan lebih tahu dalam menangani," paparnya, mengutip situs web Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
Wakil Ketua Komite Covid-19 dan PEN lainnya, Komjen Gatot Eddy Pramono, menambahkan, setiap daerah memiliki masalah yang berbeda. Sehingga, memerlukan langkah yang tepat.
"Ini orientasi masalah dan masukan semua akan dibawa ke pusat. Soal sosialisasi masker yang baru 50%, kami akan bantu," tandasnya.