Dalam rangka mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di 2030, Indonesia dan Swedia menjalin kerja sama keberlanjutan di empat sektor, yaitu industri, transportasi, kesehatan, dan energi. Kerja sama kedua negara ini dibahas dalam Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) Week 2022 yang berlangsung pada 5-6 Desember 2022 di Jakarta.
Swedia dalam kerja sama ini akan memberikan dukungan bagi Indonesia melalui inovasi teknologi, kebijakan dalam pembangunan berkelanjutan, dan sistem pembiayaan. Pada sektor transportasi, kerja sama nantinya akan melibatkan digitalisasi teknologi dan inovasi. Ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam melakukan transisi kendaraan berbasis berbahan bakar fosil menjadi berbasis listrik guna mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Kerja sama Indonesia dan Swedia semakin diperkuat dengan solusi baru dengan kerja sama di sektor smart transportations dan keberlanjutan,” jelas Minister for Infrastructure and Housing of Sweden Andreas Carlson dalam sambutannya di acara pembukaan SISP Week 2022, Senin (5/12).
Carlson mengklaim, Swedia yang menjadi salah satu negara dengan kemajuan teknologi yang pesat telah melakukan upaya elektrifikasi transportasi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Swedia pun dalam kerja sama ini akan membagikan pengalamannya dalam pengembangan elektrifikasi transportasi.
“Swedia memiliki target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui transportasi domestik, target tersebut mencapai 70% di 2030, dibandingkan dengan level di 2010. Kemudian di 2045, kami juga menargetkan Net Zero Emission (NZE) di semua sektor termasuk elektrifikasi transportasi yang terdiri dari mobil, bus, dan truk. Hingga saat ini 53% kendaraan mobil baru di Swedia adalah kendaraan rechargeable,” tutur Carlson.
“Lewat kerja sama Indonesia dan Swedia, tentu kita bersama semakin dekat dengan target pengurangan emisi lewat transisi transportasi,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, CEO Business Sweden Jan Larsson menyampaikan, hampir seluruh perusahaan Swedia berusaha memenuhi permintaan yang meningkatkan keberlanjutan dan netralitas iklim dengan mengimplementasikan beragam inovasi.
“Perusahaan Swedia memiliki inovasi yang dulunya belum terpikirkan, seperti pesawat penumpang bertenaga baterai, baja bebas fosil, sistem transportasi otonom dan listrik, dan lainnya. Saya harap, lewat SISP 2022 ini pemerintah Indonesia dan Swedia bisa menemukan kecocokan dan komunitas bisnis tidak hanya menghasilkan gagasan yang menggerakkan perubahan, tetapi juga inovasi nyata yang dapat diimplementasikan,” tutur Larsson.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Arif Toha Tjahjagama mengatakan, transportasi sebagai salah satu sektor energi akan mengimplementasikan efisiensi dan konservasi energi salah satunya dengan memanfaatkan kendaraan listrik.