Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengakui adanya dugaan kekerasan yang dilakukan aparat TNI dan Polri dalam menangani massa pada peristiwa kerusuhan di Wamena, Papua. Kerusuhan yang terjadi pada Kamis (23/2) ini dipicu karena adanya isu penculikan anak.
Hal ini disampaikan Komisioner Komnas HAM, Hari Kurniawan, usai menerima audiensi dari Front Mahasiswa Papua. Dalam audiensi tersebut, sejumlah mahasiswa Papua meminta Komnas HAM turun langsung untuk melakukan penyelidikan atas peristiwa kekerasan yang terjadi di Wamena.
"Kalau memang tindakan kelompok dari aparat TNI Polri memang ada kekerasan di situ. Kesimpulan awal ya," kata Hari di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (3/3).
Hari menyebut, aksi kekerasan tersebut dilakukan kepada warga sipil. Kendati demikian, pihaknya masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut terkait dugaan tersebut lantaran masih dalam proses penyelidikan.
"Ada dugaan aparat terlibat di situ. Kalau saya belum berani mengungkapkan secara detail, karena masih diinvestigasi," ujar dia.
Disampaikan Hari, pihaknya mengutuk peristiwa kekerasan yang terjadi di Wamena. Guna mengungkap peristiwa ini, Hari mengatakan, Komnas HAM membentuk tim investigasi independen. Tim ini diklaim bebas dari keterlibatan TNI/Polri dan akan melakukan penelusuran atas kasus kekerasan di Wamena.
"Komnas HAM juga sudah bentuk tim investigasi yang itu sifatnya independen. Tim investigasi Komnas HAM ini tidak melibatkan TNI-Polri, karena mereka sebagai pihak yang diperiksa Komnas HAM dalam konteks peristiwa Wamena," tutur Hari.
Selain itu, Hari mengatakan, pihaknya berencana untuk berkunjung langsung ke Papua untuk melakukan penelusuran terkait isu-isu HAM di Papua, termasuk peristiwa Wamena. Kendati demikian, Hari belum merincikan waktu pelaksanaan kunjungan secara detail.
"Dari komisioner belum (ke lapangan). Rencananya kami memang akan turun, tidak hanya ngomong urusan Wamena dan Dogiyai, tapi semua urusan pelanggaran HAM di Papua," ujar dia.
Sebelumnya, Polda Papua telah melakukan pemeriksaan terhadap 16 orang anggotanya terkait kerusuhan di Wamena. Kapolda Papua, Irjen Mathius D. Fakhiri, mengatakan ada banyak anggota yang dikerahkan dalam mengamankan kericuhan tersebut. Maka dari itu, pemeriksaan tetap akan berlanjut hingga semua anggota yang turun sudah dimintai keterangannya.
Sementara itu, TNI melakukan investigasi dalam peristiwa kerusuhan di wilayah Wamena, Kab. Jayawijaya. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengatakan, investigasi ini untuk menemukan keterlibatan anggota dalam kerusuhan itu yang berbuah pelanggaran hak asasi manusia.
Saleh menyebut, apabila nanti ada anggotanya yang terlibat dan ada bukti-bukti yang mengarah kepada pelanggaran hak asasi manusia, maka akan diproses ambil tindakan sesuai dengan hukum.