Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Roichatul Aswidah, menyayangkan isu kebebasan beragama dan berkeyakinan tak banyak dibahas saat debat keempat Pilpres 2019.
Padahal debat calon presiden (capres) kali ini mengangkat tema "Ideologi dan Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional". Kebebasan beragama dan berkeyakinan, seharusnya menjadi pembahasan paling disorot dalam debat tersebut oleh kedua capres.
"Kebebasan beragama jadi isu yang tidak begitu ter-explore, tapi saya sendiri masih berprasangka baik, mungkin karena waktu yang pendek ya, soal teknis," ujar Roichatul Aswidah di Jakarta, Minggu (31/3).
Menurut Roichatul, isu kebebasan beragama merupakan isu strategis dan menyangkut konsistensi menjalankan ideologi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Kebebasan beragama merupakan hak mendasar bagi rakyat Indonesia, yang dijamin konstitusi dan tidak dapat diintervensi negara.
"Isu ini sangat urgent, karena berbagai masalah yang kita dihadapi saat ini masih banyak terlingkup isu yang dimulau dari persoalan rumah ibadah, diskriminasi, dan seterusnya," katanya.
Meski demikian, Roichatul Aswidah mengatakan, baik kandidat capres-cawapres nomor urut 01 maupun nomor 02 sebetulnya sudah menyinggung isu tersebut, baik dalam paparan visi-misi, maupun pidato-pidato kebangsaan pada kesempatan lain.
"Pada teks visi-misi, secara eksplisit jaminan soal kebebasan agama dan berkeyakinan ada di 01 yaitu dalam dokumen Pak Jokowi-Amin itu ada di bagian HAM, memuat jaminan secara eksplisit. Sementara untuk 02, itu kita melacak dari dokumen visi misinya tidak eksplisit, tetapi pada pidato Pak Prabowo Subianto di Jakarta Convention Center secara eksplisit Pak Prabowo memberikan jaminan soal kebebasan beragama dan berkeyakinan," ucapnya.
Menurut Roichatul, kandidat yang terpilih masih mempunyai tanggung jawab besar untuk meningkatkan jaminan kebebasan beragama dan berkeyakinan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab masyarakat Indonesia tidak hanya menganut agama, tapi juga merupakan penghayat kepercayaan.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Johnny G Plate mengakui isu ini kurang dibahas dalam debat keempat. Menurutnya, kedua capres sempat menyinggung hal ini meski tak berkembang lebih dalam karena terbatasnya waktu.
Menurut Plate, baik Jokowi maupun Prabowo, telah sama-sama menawarkan jaminan pasti soal kebebasan beragama dan berkeyakinan dalam debat tersebut.
"Keduanya sama-sama memastikan Pancasila itu adalah ideologi hidup, dan harga mati, tidak bisa dikompromikan terhadap semua kegiatan politik yang menabrak atau mengancam konsensus kebangsaan, baik itu Pancasila, UUD 1945, memastikan moto bangsa kita, yaitu Bhineka Tunggal Ika maupun bentuk negara NKRI itu suatu hal yang final," katanya.