Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memberikan tenggat waktu kepada Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk memberikan tanggapan atas permintaan keterangan selambatnya pekan ini.
Agenda permintaan keterangan terhadap FIFA ini merupakan rangkaian pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM atas tragedi Kanjuruhan. Terkait hal ini, Komnas HAM bakal mengirimkan surat secara resmi kepada FIFA.
"Kami kasih kesempatan FIFA untuk menjawab sampai Jumat," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangan pers di kantornya, Senin (24/10).
Anam mengatakan, pihaknya memberikan kesempatan bagi FIFA untuk menyampaikan penjelasan mereka baik melalui balasan tertulis maupun interaksi langsung secara daring. Dalam hal ini, ada lima poin pokok yang akan digali pihaknya dari FIFA soal sepak bola dan kaitannya dengan hak asasi manusia.
Terlebih, Komnas HAM telah mengantongi sejumlah fakta maupun pendalaman, khususnya terkait dengan regulasi di FIFA maupun PSSI.
"Jumat itu maksimal bisa menerima (tanggapan) atau sudah bisa berinteraksi dengan FIFA untuk mendapatkan berbagai keterangan. Pentingnya bukan hanya bagi korban, tapi juga penting bagi sepak bola Indonesia, dan penting bagi komitmen FIFA terhadap hak asasi manusia," ujar Anam.
Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengungkapkan, permintaan keterangan berkaitan dengan pertanggungjawaban PSSI sebagai anggota FIFA.
Permintaan keterangan terhadap FIFA ini juga berlandaskan adanya dugaan pelanggaran HAM di tragedi Kanjuruhan. Hal ini penting, mengingat dalam beberapa dokumen yang dicek Komnas HAM, FIFA menghormati hak asasi manusia.
Oleh karenanya, komitmen terhadap penghormatan HAM dan pelaksanaan dari komitmen tersebut menjadi perhatian dari Komnas HAM mencari mekanisme yang memungkinkan untuk menuntaskan peristiwa tersebut.
"Supaya yang terjadi di Kanjuruhan bisa tuntas peristiwanya, mendapatkan keadilan untuk para korban dan keluarga korban, dan kita semua bisa memperbaiki tata kelola persepakbolaan di Indonesia," ujar Beka.
Peristiwa di Stadion Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022, menjadi salah satu tragedi dengan korban jiwa terbanyak dalam catatan persepakbolaan dunia. 135 korban meninggal dunia dalam tragedi ini, sementara lebih dari 400 orang lainnya mengalami luka-luka dan menjalani perawatan di rumah sakit.