Para pengungsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), dalam kondisi baik dalam keadaan sehat. Mereka disebut mendapatkan penanganan dari tim medis jika diperlukan.
"Kondisi kesehatan baik karena mereka dalam pantauan tim kesehatan," ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto, Kamis (7/1).
Dirinya melanjutkan, ketersediaan logistik juga mencukupi. Dengan demikian, tidak ada masalah berarti hingga kini.
Para pengungsi di Kabupaten Magelang berasal dari beberapa desa. Kelompok rentan diungsikan ke desa penyangga di berbagai titik.
Warga Desa Paten mengungsi di Desa Banyurojo dan Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan; warga Desa Krinjing di Desa Deyangan, Mertoyudan; warga Desa Ngargomulyo di Desa Tamanagung, Muntilan; serta warga Desa Keningar di Desa Ngrajek, Mungkid. "Jumlah pengungsi sekitar 527 orang," jelasnya.
Berdasarkan hasil pemantuan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), ungkap Edy, aktivitas vulkanik kini dapat berlanjut ke erupsi dan membahayakan penduduk. Karenanya, aktivitas Merapi dinaikkan menjadi Siaga (level III) per 5 November 2020.
Merujuk prakiraan BPPTKG, terdapat beberapa daerah di Kabupaten Magelang rawan terdampak erupsi. Perinciannya, Dusun Babadan 1 dan 2, Desa Paten, Dukun; Dusun Trono, Pugeran, dan Trayem, Desa Krinjing; serta Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, dan Karanganyar, Desa Ngargomulyo.
Secara umum, kondisi Merapi memasuki fase erupsi. Pada 6-7 Januari, gunung beberapa kali mengeluarkan lava pijar. Data seismik juga masih tinggi.
Oleh karena itu, BPBD Kabupaten Magelang menilai, gunung masih menunjukkan perubahan yang mengkhawatirkan. "Posisi Merapinya begitu," tutup Edy, mencuplik situs web Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.