close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo menjenguk Menko Polhukam Wiranto di RSPAD. Presiden Jokowi menyebut, Wiranto ingin segera ikut ratas.Alinea/Annisa
icon caption
Presiden Joko Widodo menjenguk Menko Polhukam Wiranto di RSPAD. Presiden Jokowi menyebut, Wiranto ingin segera ikut ratas.Alinea/Annisa
Nasional
Jumat, 11 Oktober 2019 12:50

Presiden Jokowi sebut Wiranto ingin segera ikut ratas

Presiden Joko Widodo kembali menjenguk Menko Polhukam Wiranto di RSPAD pada Jumat (11/10).
swipe

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menjenguk Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.

Presiden Joko Widodo datang sekitar pukul 11.11 WIB. Kondisi Wiranto saat ini disebut sudah stabil dan dapat berkomunikasi.

Selain itu, Jokowi mengatakan, Menko Polhukam ingin segera kembali bekerja.

"Tadi bisa berkomunikasi, sudah berbicara dengan saya tadi, (Wiranto bilang) Pak saya ingin segera pulang ikut ratas lagi. Artinya, kondisinya sudah semakin baik. Kita berdoa bersama agar beliau segera diberikan pemulihan, kesembuhan, secepat-cepatnya," ucap Presiden Jokowi, Jakarta pada Jumat (11/10).

Disampaikan Jokowi, dirinya sudah memerintahkan langsung kepada Kapolri untuk segera memberikan penambahan pengamanan bagi pejabat negara. Agar peristiwa yang menimpa Wiranto tidak terulang kembali di kemudian hari.

Sebelum Presiden Jokowi datang menjenguk, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar tiba di RSPAD pada pukul 10.00 WIB. 

Menurut Agum, kondisi Wiranto saat ini sudah membaik. Wiranto sudah bisa berkomunikasi secara langsung dengan Agum. 

"Saya komunikasi dengan beliau (Wiranto), pelan, bicaranya jelas kok. Ya minta doa restulah, pasti itu begitu ya, dan saya lihat kondisi akan membaik," kata Agum Gumelar seusai membesuk Wiranto di RSPAD Gatot Subroto.

Atas peristiwa teror tersebut, Agum mengatakan penjagaan terhadap para pejabat akan diperketat. Sebab, saat ini masih sulit untuk mendeteksi teror.  

"Jadi informasi dari intelejin yang kita dapat, bisa dijadikan dasar untuk mengambil langkah tegas mencegah teror itu terjadi. Saya rasa ini peringatan bagi kita semua," ucap dia.

Meski begitu, Agum menolak apabila serangan terhadap Wiranto menandakan intelejin Indonesia kecolongan atas aksi terorisme.

Penyerangan terhadap Wiranto terjadi usai dia meresmikan gedung kuliah di Universitas Mathla'ul Anwar di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Wiranto menderita dua luka tusuk pada bagian perut.

Pelakunya adalah pasangan suami istri yang diduga terpapar paham radikal ISIS. Menurut polisi, keduanya merupakan bagian dari jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

img
Akbar Ridwan
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan