Kendati diklaim bisa menjawab masalah penyeberangan di Bundaran HI, namun kebijakan "pelican crossing" yang digagas Gubernur Anies Baswedan justru menuai kontroversi. "Pelican crossing" ini sendiri dibuat usai Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) bernilai Rp5 miliar yang dibangun semasa Ahok memimpin, dirubuhkan Senin (30/7) lalu.
"Pelican crossing" merupakan tempat penyeberangan yang umumnya ditandai dengan jalur zig-zag dan garis lurus di sisi jalan. Berbeda dengan "zebra cross" yang tak bisa diatur lampu lalu lintas di dekatnya, fasilitas ini menawarkan hal tersebut.
Lampu bisa dengan bebasnya diaktifkan kala pejalan kaki hendak menyeberangi jalan. Para pejalan kaki hanya harus menekan tombol hingga lampu menyala merah dan tanda penyeberang menjadi hijau. Lalu lampu kuning akan terus berkedip memberi peringatan bagi pengendara jalan.
Oleh Anies, jembatan ini diklaim sebagai alternatif menyeberang sebelum terowongan Mass Rapid Transit (MRT) rampung dibangun. Namun, Sandiaga Uno punya pendapat berlawanan. Bagi DKI-2 itu, "pelican crossing" justru bakal jadi akses permanen bagi pejalan kaki di Bundaran HI.
Di luar silang pendapat keduanya, "pelican crossing" rupanya menyumbang kemacetan di sekitar lokasi. Berdasarkan pantauan awak media, justru terjadi penumpukan kendaraan di sekitar lokasi kala lampu lalu lintas menyala merah, tanda warga boleh menyeberang.
Tak ayal, kemacetan pun tak terhindarkan. Alhasil, Kakorlantas Mabes Polri Irjen Royke Lumowa, dilansir Kompas, mengimbau warga menekan tombol "pelican crossing" setelah terkumpul lima hingga sepuluh penyeberang. Royke mengatakan, hal ini dilakukan agar lampu merah tak terlalu sering menyala, sehingga penumpukan kendaraan dapat diurai dengan cepat.
Jokowi dan Anies jajal "pelican crossing"
Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggunakan "pelican crossing" yang berada di kawasan Bunderan Hotel Indonesia (HI), Kamis (2/8). Mereka tiba di lokasi itu sekitar pukul 17.30 WIB bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
"Bagus, bagus, artinya fasilitas 'pelican crossing' ini memudahkan masyarakat untuk tidak usah naik tinggi-tinggi, itu pertama," kata Presiden Joko Widodo di kawasan bunderan HI Jakarta.
Presiden Jokowi, Gubernur Anies dan Menteri Basuki sebelumnya sudah meninjau trotoar di jalan Jenderal Sudirman yang berada di depan hotel Le Meredien, hingga di depan gedung Da Vinci Tower. Perjalanan dilanjutkan dengan mobil hingga setop di depan Hotel Kempinski.
Rombongan lalu berjalan ke depan hotel Grand Hyatt lokasi "pelican crossing" atau "pedestrian light controlled" yang saat itu dijejali pengguna jalan. Rombongan Jokowi ini mesti menunggu sampai lampu penyeberangan berwarna hijau untuk menyeberang ke arah Wisma Nusantara.
"Kedua saya lihat dari sisi estetika dari sini itu mengganggu, kalau gak ada aaah aaah jadi lebih cantik, lebih indah, bundaran HI ini bisa kita lihat, itu," ungkap Presiden, dikutip Antara.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memasang "pelican crossing" di dekat Bundaran HI, Jakarta Pusat, untuk menggantikan jembatan yang dirubuhkan. Jembatan tersebut dirobohkan karena dinilai mengganggu pandangan orang ke Patung Selamat Datang.
"Perobohan JPO sudah tepat, bagaimana tadi sudah dibilang? Kalau ada yang belum selesai, memang ini pekerjaan besar nanti akan dilanjutkan setelah Asian Games, saya kira itu," tegas Presiden.
"Pelican crossing" menurut Anies dinilai memberi kemudahan bagi penyandang disabilitas. Anies juga akan melakukan hal serupa di JPO Sarinah dan Bank Indonesia (BI) di Jalan MH Thamrin dan menggantinya dengan "pelican crossing".