Pengamat Terorisme, Arif Budi Setyawan, memandang gerakan konvoi khilafah menjadi peringatan dini di tengah masyarakat akan kehadiran kelompok tersebut. Apalagi, kelompok yang bernama Khilafatul Muslimin ini melakukan aksi tersebut di beberapa kota.
Arif mengatakan, kelompok ini bisa menjadi materi bagi para pemberantas terorisme untuk mengingatkan masyarakat akan rawannya kelompok radikal di tanah air. Kelompok tersebut juga seakan menambah bursa kelompok terorisme di tanah air selain Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Islamiyah (JI), Negara Islam Indonesia (NII), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Mujahiddin Indonesia Timur (MIT), dan Islamic State of Iran and Syria (ISIS).
“Ini bisa menjadi early warning (peringatan dini) bagi masyarakat soal keberadaan kelompok ini. Sehingga bisa menjadi amunisi aparat negara dalam menjelaskan adanya kelompok-kelompok yang belum sepakat dengan wujudnya NKRI,” kata Arif kepada Alinea.id, Kamis (2/6).
Mantan anggota kelompok JI ini menuturkan, aksi yang galak dilancarkan kelompok tersebut tidak lain hanya untuk menunjukkan eksistensi. Kendati demikian, hal itu tidak bisa dianggap remeh.
Kelompok ini memang belum melakukan aksi kekerasan, namun beberapa anggota mereka banyak yang menyebrang ke kelompok lainnya seperti JAD. Tidak lain, untuk melampiaskan gerakan khilafah dengan aksi yang lebih keras dan terlibat dalam kasus terorisme.
“Kalo pelakunya dari Khilafatul Muslimin, mereka hanya ingin unjuk eksistensi,” ucap Arif.
Sebagai informasi, konvoi kampanye khilafah yang dilakukan sejumlah orang menggunakan sepeda motor, tak hanya terjadi di Cawang, Jakarta Timur, melainkan juga di Kecamatan Parongpong, KBB yang sebelumnya disebut Kota Cimahi, dan kabupaten Karawang.
Selain itu, ada pula di Purwakarta, kawasan Priangan, Sumedang, Cirebon, Brebes, Tegal, Klaten, Solo hingga di Surabaya dan sekitarnya.
Densus 88 Anti Teror Mabes Polri melakukan penyelidikan terkait konvoi khilafah di Cawang, Jakarta Timur, Minggu (29/5). Peristiwa tersebut masih dalam pengawasan pihak Densus 88.
Kabagbanops Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan, pihaknya menjalin dengan anggota kepolisian lainnya. Sehingga, segala informasi yang dibutuhkan terkait peristiwa itu dapat menjadi modal untuk pengambilan sikap.
"Densus 88 sudah monitor dan masih menyelidiki peristiwa ini dengan bekerja sama dengan unit kepolisian terkait lainnya," kata Aswin saat dikonfirmasi, Selasa (31/5).
Aswin menuturkan, pihaknya masih menyelidiki aksi tersebut. Khususnya, apakah ada kaitannya aksi tersebut dengan dugaan tindak pidana terorisme.