Kakak kandung korban pesawat JT 610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang bernama Mangatur Sihombing, bernama Nelmi Harahap, mengaku masih tidak menyangka dengan kejadian yang menimpa keluarganya tersebut.
Menurutnya, sehari sebelum keberangkatan, korban terlihat begitu bahagia di tengah perayaan lepas sidi atau Peneguhan Iman anak keduanya.
"Kemarin dia baru pesta anaknya lepas sidi, masih foto-fotoan, masih sehat, bercanda-canda sama kami," ujar Nelmi, saat ditemui Alinea.id di Bandara Soetta, Selasa (30/10).
Dengan mata merah dan raut wajah murungnya, Nelmi mengaku dekat dengan korban dan menurutnya korban adalah sosok yang sangat baik serta teladan bagi anak-anaknya.
"Beliau itu orangnya baik sekali. Sangat baik sama siapapun. Penyayang kepada anak dan istri serta keluarga, setiap pulang ke Jakarta pasti bawa oleh-oleh," ungkapnya.
Korban berangkat ke Pangkalpinang untuk urusan pekerjaan.
"Ke Pangkalpinang itu untuk kerja, di Jakarta untuk ketemu istri dan anaknya, jadi benar-benar tidak ada firasat apapun," imbuhnya.
Nelmi bersama dua sepupu istri korban telah menyambangi Posko Terpadu Bandara Soekarno-Hatta untuk kedua kalinya.
Selepas itu, mereka langsung bergegas ke luar bandara untuk menjenguk istri korban yang sedang dirundung duka.
"Istrinya sangat terpukul, kami hendak menuju ke kediaman istrinya untuk menenangkan," tuturnya.
Mereka berharap korban dapat selamat dari peristiwa nahas tersebut.
Sepupu istri korban, Yenti Harahap mengaku mengetahui kabar tentang korban justru dari pemberitaan di televisi yang berdedar. "Tidak ada pemberitaan dari pihak Lion, kami tahu kabar saat nonton TV dan yang memastikan tentu dari keluarga terdekar," ujar Yanti Harahap.
Menurutnya, anak pertama korban sudah menuju ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk memberikan sampel kecocokan demi pemeriksaan antemortem atau ciri fisik korban insiden pesawat tersebut.
Pesawat Lion Air tipe B737-8 Max dengan nomor penerbangan JT 610 ini dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB. Mengangkut sebanyak 189 orang yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, dan 5 kru. Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.
Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkalpinang pada pukul 07.10 WIB, sebelum kehilangan kontak pesawat sempat meminta 'return to base' sebelum akhirnya hilang dari radar.