Jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor di Bengkulu menjadi 29 orang. Tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban lainnya.
"Data terbaru jumlah korban jiwa sudah mencapai 29 orang dengan jumlah korban terbanyak di Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 22 orang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Rusdi Bakar, di Bengkulu, Senin (29/4).
Data tersebut diperbaharui tim hingga Senin (29/4) pukul 07.00 WIB. Adapun korban terbanyak di Bengkulu tengah, meninggal akibat tanah longsor yang terjadi di kaki Gunung Bungkuk Kabupaten Bengkulu Tengah.
Korban lain berada di Kabupaten Kepahiang sebanyak tiga orang, Kabupaten Lebong satu orang, dan Kota Bengkulu tiga orang.
Selain itu, ada 13 orang yang dinyatakan hilang. Satu diantaranya berada di Kabupaten Kaur, dua di Kota Bengkulu, dan 10 di Kabupaten Bengkulu Tengah.
“Pencarian korban hilang ini terus dilakukan tim pencari dan penyelamat yang bergotong-royong dengan warga setempat,” ucapnya.
Bencana yang dipicu intensitas hujan tinggi pada Jumat (26/4) hingga Sabtu (27/4), juga menyebabkan 13.000 jiwa terdampak dan 12 ribu jiwa diantaranya harus mengungsi.
Tim gabungan dari pemerintah daerah, TNI, Polri, Basarnas, Taruna, mahasiswa, dan sejumlah organisasi kemasyarakatan, masih melakukan pencarian korban dan upaya lain terkait tanggap darurat bencana.
Hanya saja, Rusdi mengatakan, masih ada sejumlah wilayah yang sulit diakses. Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Pagar Jati, masih terisolasi karena akses jalan tertutup material longsor. Kedua kecamatan tersebut berada di Bengkulu Tengah.
Aktivis lingkungan setempat, menilai bencana yang terjadi dipengaruhi aktivitas penggundulan hutan untuk aktivitas tambang batu bara dan perkebunan sawit. Apalagi, kedua aktivitas tersebut dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengkulu, yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah.
“Tidak mengherankan kalau korban terbanyak ada di Bengkulu Tengah, karena wilayah tangkapan air di kawasan penyangga Hutan Lindung Bukit Daun tidak lagi berfungsi secara ekologis, sehingga air permukaan tidak ada yang menahan,” kata Direktur Kanopi Bengkulu, Ali Akbar. (Ant)