close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Seorang warga membersihkan puing-puing rumahnya yang roboh pascagempa di Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, Senin (20/8)./AntaraFoto
icon caption
Seorang warga membersihkan puing-puing rumahnya yang roboh pascagempa di Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, Senin (20/8)./AntaraFoto
Nasional
Selasa, 21 Agustus 2018 16:47

Korban meninggal dunia akibat gempa Lombok menjadi 515 jiwa

BNPB pun telah melakukan penghitungan cepat terhadap kerugian yang didapat akibat empat kali gempa yang terjadi di Lombok.
swipe

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan korban meninggal dunia akibat gempa Lombok sebanyak 515 jiwa. Dua gempa yang terjadi hari Minggu lalu (19/8) dengan kekuatan 6,5 skala richter (SR) menyebabkan korban meninggal sebanyak dua orang, sedangkan gempa kedua berkekuatan 6,9 SR menyebabkan 14 orang meninggal dunia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, selain korban meninggal dunia, terdapat 25 korban luka-luka, 1.851 rumah rusak, fasilitas umum yang rusak mencapai 12 bangunan, sedangkan jumlah pengungsi tidak bertambah sejak peristiwa gempa Lombok pertama, yaitu 431.416 pengungsi. Dari empat kali gempa yang terjadi di Lombok, total keseluruhan korban luka-luka mencapai 7.145 orang dan rumah rusak mencapai 72.843 rumah, serta fasilitas umum mencapai 798 bangunan rusak.

Terkait titik gempa dari dua guncangan terakhir, Sutopo mengatakan, belum ada teknologi manapun yang dapat mendeteksi pusat gempa. Akan tetapi gempa tersebut dapat dikatakan sebagai kategori gempa kembar yang guncangannya sudah dapat dideteksi kekuatannya dalam waktu tiga menit.

BNPB pun telah melakukan penghitungan cepat terhadap kerugian yang didapat akibat empat kali gempa yang terjadi di Lombok, yaitu sebesar Rp7,7 triliun. Untuk menanggulangi kerugian tersebut tentunya pemerintah pusat akan memberikan dukungan materiil untuk membantu pemerintah daerah menangani seluruh kerugian sampai semuanya kembali pulih.

“BNPB mempunyai anggaran dana cadangan sebanyak Rp4 triliun untuk seluruh bencana apapun dan dalam waktu satu tahun. Tidak cukup kalau untuk mengatasi kerugian Rp7,7 triliun itu, jadi nanti bisa minta tambahan anggaran melalui DPR bersama dengan lembaga pemerintah pusat lainnya,” tandasnya, Selasa (21/8).

Bantuan logistik lainnya diakui Sutopo tidak mengalami kekurangan. Kendati begitu, pendistribusian masih menjdi tantangan karena beberapa lokasi sulit dijangkau. Bantuan logistik dari TNI di Halim dan Lanud Adi Soemarmo masih sebanyak 1.246 ton dan siap didistribusikan.

“Memerlukan 43 kali penerbangan menggunakan hercules untuk mendistribusikannya,” ujarnya di Gedung BNPB.

Berbeda dengan dua gempa sebelumnya, tim SAR gabungan menyatakan tidak adanya korban hilang yang tertimbun setelah dua guncangan pada akhir pekan lalu. Masyarakat pun lebih berantisipasi terhadap gempa. Terbukti dari aktivitas di siang hari yang sudah banyak berjalan seperti biasanya.

Mengenai rumah tahan gempa, Sutopo mengatakan pemerintah akan memberikan dana bantuan beserta fasilitatornya. Pembagian bantuan itu berdasarkan Kartu Keluarga (KK) yang sudah terdaftar dalam data BNPB sebagai korban kerusakan rumah.

“Tergantung kerusakannya, kalau rusak ringan Rp10 juta, rusak sedang Rp25 juta, rusak parah Rp50 juta. Nanti uangnya ditransfer ke rekening BRI mereka dan tidak boleh dibelikan yang lain-lain karena ada fasilitator. Kalau satu rumah ada lebih dari satu KK ya yang dapet tetap satu KK,” jelasnya.

img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan